Setelah mengalami jatuh bangun, para sosok di balik kesuksesan startup PicMix, Ruma, Jurnal, iGrow, Qlue dan Snapcart berbagi saran hal-hal yang sebaiknya dilakukan saat memulai startup.
Jika dapat memutar waktu saat mulai melangkah untuk membangun startup Co-founder PicMix berharap dapat fokus pada masalah pengguna yang menjadi target startup-nya daripada mengembangkan startup secara teknis.
“Dari awal akan user driven daripada tech driven,” ujar Sandy Colondam, Co-founder, Head of Strategy and Product PicMix, dalam temu media di Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Hal yang sama juga dipikirkan Daniel CEO Jurnal seandainya dapat kembali ke awal. “Sebelum membangun produk, saya akan berbicara kepada customer yang potensial untuk dapat memberikan solusi,” kata dia.
Mengenal costumer juga menjadi penting bagi Andreas Senjaya CEO dan co-founder iGrow. Fase-fase awal memulai startup dia ingat sebagai fase yang jarang mengenal user, apalagi mengenal user dengan sangat dalam.
“Temukan satu matrix fokus di sana,” ujar dia seperti dilansir Antara.
Kesalahan yang sama juga dialami Andhika Adhitama Chief Technology Officer Qlue yang mengaku awalnya membangun startup hanya berdasarkan insting.
“Apa yang user butuhkan bukan insting. Kesalahan terbesar adalah asumsi kita, mau buat startup yang begini begitu,” kata Andhika.
Sementara Aldi Haryopratomo, CEO dan Co-founder Ruma, yang fokus pada skill mengatakan akan melibatkan sumber daya manusia lokal.
Saat mulai membangun startup, Reynazran Royono founder dan CEO Snapcart, menyarankan agar tidak melulu fokus pada rating di Google Playstore seperti yang dia lakukan dulu.
“Rating jelek tidak apa-apa yang penting kualitas kita bagus,” kata dia.
Borrys Hasan mentor Launchpad Accelerator Google mengatakan validasi user penting dari awal. “Set goal first, kemudian validasi user,” pungkas dia.(ant/iss/den)