Ari Bimo Sakti Manajer Sekretariat dan Humas PDAM Surya Sembada mengatakan, perusahaan daerah tersebut menargetkan seluruh masyarakat Surabaya teraliri air bersih pada 2018.
“Saat ini masih 95,6 persen. Mengejar yang empat persen ini kami upayakan terobosan-terobosan supaya seluruh masyarakat Surabaya terlayani air bersih,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Rabu (15/3/2017).
Kendalanya, kata Bimo, masih ada warga Surabaya yang tinggal di tanah yang dimiliki instansi lain. Misalnya warga yang tinggal di sempadan sungai, atau di bantaran rel kereta api.
“Untuk memasang pipa di sana, kami perlu izin dari instansi terkait, dan tidak semua izin ini mudah atau gratis. Padahal kami melayani masyarakat ini dengan tarif subsidi, tarif terendah,” ujarnya.
Bimo menyadari, sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, air bersih adalah hak setiap warga negara. Karena itu, PDAM Surya Sembada sebenarnya tidak membedakan warga itu tinggal di mana.
Perkaranya adalah izin pemasangan pipa dari instansi pemilik tanah yang bisa dikatakan tidak mudah. Selain proses perizinan yang relatif sulit, pemasangan pipa di lahan itu tidak gratis.
“Sebenarnya, dalam memberikan pelayanan ini, kami tidak membedakan warga tinggal di mana. Kami hanya butuh izin dari instansi pemilik tanah untuk memasang pipa,” ujar Bimo.
Ada cara yang akhirnya dilakukan oleh PDAM di lokasi-lokasi permukiman yang tidak teraliri air karena kendala tanah milik instansi lain yang sulit mengeluarkan izin.
Caranya, dengan memasang alat master meter di luar lahan itu tapi berdekatan dengan permukiman penduduk.
Sedangkan pipa penghubung ke rumah dilakukan secara swadaya oleh masing-masing penduduk. Tidak jarang, pengadaan pipa ini berasal dari dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan lain.
“Misalnya untuk warga Keputih Pompa Air yang tidak menikmati air bersih selama 17 tahun, kami berencana memasang master meter di luar lokasi itu,” katanya.(den/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
