RF, remaja yang melakukan Skip Challenge dan mengunggah videonya di media sosial, mengaku menyesal dan sudah merasakan dampak negatif tantangan yang sedang viral di media sosial tersebut.
Menurut RF, dia dan teman-temannya juga sudah tidak mau mencoba Skip Challenge lagi setelah mengetahui dampak negatif Skip Challenge dari teman-temannya yang lain dan video-video lain. Dia juga berjanji akan menghapus video yang diunggahnya agar tidak ada anak lain yang tertarik melakukan Skip Challenge.
“Serem juga dampaknya ada yang otaknya rusak, kematian. Buat yang lain, jangan coba-coba karena banyak dampak negatifnya, gak ada manfaat positifnya. Saya sudah merasakan, pusing,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (10/3/2017).
Remaja yang tinggal di Tangerang Selatan ini mengaku sudah empat kali melakukan aksi berbahaya tersebut. Dia sengaja mengulangi aksi tersebut karena ingin mengunggah videonya di media sosial agar mendapatkan banyak “viewers”. Berdasarkan pantauan suarasurabaya.net, dalam tiga hari, video Skip Challenge yang diunggah RF telah ditonton sebanyak 11.128 kali.
Menurut RF saat dia dan teman-temannya melakukan Skip Challenge di sekolah, tidak ada guru yang tahu, meskipun ada CCTV di ruang kelasnya. “Mungkin dikira kita lagi pada main-main aja,” ujarnya.
Dia menjelaskan, saat akan melakukan Skip Challenge, dia mengambil napas dari hidung keluar dari mulut, lalu napas dalam, jongkok lalu dadanya ditekan oleh teman-temannya. “Rasanya kayak ada saluran yang tersumbat lalu lemas. Ditekan sampai lemas lalu tiba-tiba jatuh sendiri. Saat saya bangun, rasanya pusing, teman-teman ketawa-ketawa aja,” kata dia.
Aksi itu dilakukan bergantian dengan teman yang lainnya. Ada juga temannya yang tidak mau ikut Skip Challenge. (iss/ipg)