Banyak tudingan atas aksi penolakan kegiatan keagamaan bertemakan “Manajemen Rumah Tangga Islam” yang berlangsung di Masjid Sholahuddin, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Sabtu (4/3/2017) kemarin, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sidoarjo, tidak fair.
Sebab, banyak kegiatan keagamaan, di beberapa daerah di luar Sidoarjo, GP Ansor maupun Banser justru turut memberikan pengamanan. Baik itu digelar oleh umat Kristen, Hindu, Budha, maupun saat perayaan tahun baru Cina.
Rizza Ali Faizin, Ketua GP Ansor Sidoarjo mengaku, tidak ada persoalan dengan umat agama lain. Apalagi, selama ini Ansor sudah terbiasa berdampingan dengan agama lain, termasuk Muhammadiyah, dan tidak ada persoalaan ataupun masalah.
Menurutnya, ada yang perlu dimengerti dan diluruskan. GP Ansor, kata dia, tidak bermaksud membubarkan kegiatan pengajian di Masjid Sholahuddin, kemarin.
“Yang menjadi masalah adalah, ustad yang dihadirkan untuk mengisi ceramah di masjid itu adalah Khalid Basalamah,” kata Rizza Ali Faizin, saat dihubungi suarasurabaya.net, Minggu (5/3/2017).
Dia menjelaskan, Khalid Basalamah dalam mengisi substansi dakwahnya itu muncul provokasi, ujaran kebencian, mendiskreditkan aliran-aliran tertentu, dan menjelek-jelekan amaliyah-amaliyah NU dan yang lainnya. Sehingga, hal itu dia anggap tidak baik, karena bisa memunculkan konflik sosial dan horizontal di tengah masyarakat.
Apalagi, selama kegiatan mengisi ceramah seperti di Mojokerto, Surabaya, dan Gresik, Khalid Bsalamah sudah ditolak. Sehingga jauh sebelum acara itu dimulai, GP Ansor Kabupaten Sidoarjo sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian, baik Polsek Gedangan maupun Polresta Sidoarjo.
“Saat melakukan audiensi, antara panitia, polisi dan GP Ansor, supaya tidak menghadirkan Khalid Basalamah. Tapi panitia masih bersikukuh akan tetap menghadirkannya, dan ternyata memang hadir di Sidoarjo. Bahkan, Khalid sudah naik mimbar, dan sudah memberikan ceramah sekitar 20-30 menit,” kata dia.
Karena Khalid sudah mengisi ceramah di dalam masjid di hadapan jamaah yang ada, hal inilah yang memunculkan keramaian melibatkan GP Ansor.
“Sempat diredam Pak Kapolresta (Kombes. Pol Anwar Nasir), kalau itu hanya rekaman saja. Tapi, begitu dicek sendiri, ternyata dibohongi panitia,” kata Rizza.
Dia menegaskan, GP Ansor tidak bermaksud membubarkan kegiatan yang ada di Masjid Sholahuddin, apalagi pengajian itu dilakukan rutin tiap bulan. Tapi, yang menjadi pokok permasalahannya, isi ceramah yang disampaikan Khalid Basalamah mempermasalahkan amaliyah-amaliyah NU dan Muhammadiyah.
“Misalnya soal Sayyidina. Khalid Basalamah tidak membolehkan sebutan itu dipakai untuk memanggil Nabi Muhammad. Hanya cukup Nabi Muhammad saja. Inilah yang tidak kami setujui,” ujar dia. (bry/den)