Sabtu, 1 Februari 2025

Pecel Semanggi Kini Diorder via Internet

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Aminah seorang penjual semanggi mencoba memanfaatkan kecanggihan teknologi internet untuk berjualan pecel semanggi. Praktis sejak itu dia sudah jarang menjualnya dengan terjun ke lapangan lagi.

“Saya coba pasarkan pecel semanggi melalui media sosial,” katanya seperti dilansir Antara.

Karena waktunya kini lebih banyak di rumah, sambil menunggu order dari internet, Aminah pun sambil berinovasi dengan banyak produk makanan lainnya.

Dia pernah mencoba membuat peyek semanggi, dikemas dan dipasarkan lewat internet, namun hasil kreasinya ini kurang mendapat respon di pasaran.

Hingga akhirnya perempuan berusia 39 tahun ini berinovasi agar pecel semanggi bisa diproduksi secara instan, sehingga bisa dibawa oleh orang-orang di luar kota sebagai oleh-oleh dan dapat dimasak sendiri di rumah.

Inovasi produk pecel semanggi instan yang diimpikannya itu berhasil di tahun 2015, setelah melalui berbagai macam uji coba. “Uji cobanya itu ya saya tes, dari bumbu-bumbu dan semanggi yang saya jadikan instan kuat bertahan berapa lama,” katanya.

Semula Aminah hanya mampu membuat bumbu pecel semanggi instannya itu bertahan hingga selama satu minggu.

“Saya coba lagi yang bisa bertahan lebih lama, hingga akhirnya jadi seperti yang sekarang, yaitu mampu bertahan selama 1,5 bulan, dan saya pastikan ini tanpa bahan pengawet,” katanya.

Aminah kemudian mengemasnya ke dalam dua bentuk ukuran untuk dilempar ke pasaran. Yaitu kemasan ukuran kecil, yang di dalamnya terdiri dari daun semanggi 30 gram, bumbu semanggi 200 gram, lengkap dengan krupuk pulinya sebanyak 5 biji. Aminah menjualnya seharga Rp50 ribu.

Selain itu Aminah juga mengemasnya menjadi ukuran besar, yang di dalamnya terdiri daun semanggi 80 gram, bumbu semanggi 500 gram dan krupuk puli sebanyak 10 biji. Untuk kemasan besar ini Aminah menjualnya seharga Rp95 ribu.

“Untuk kemasan ukuran kecil itu bisa dimasak menjadi sebanyak empat porsi. Sedangkan yang kemasan besar bisa menjadi 10 porsi,” tuturnya.

Lumayan, hingga kini, pemesannya melalui internet datang dari berbagai daerah bahkan sampai ke Jakarta, Bali dan Kalimantan.

Aminah juga memasok ke sejumlah toko yang menjadi pusat oleh-oleh di Surabaya dan Malang. Di Sentra UKM yang ada di Surabaya, pasti ada produknya, seperti di Sentra UKM Merr, Siola, Balai Kota, dan di pusat oleh-oleh Jalan Gentengkali.

Diah berharap produk pecel semanggi instan ini juga bisa menjadi komoditas ekspor. “Ini sedang saya usahakan untuk diekspor. Untuk saat ini sudah ada orang Indonesia yang rutin mengambil untuk dijual ke Belanda,” ucapnya. (ant/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 1 Februari 2025
28o
Kurs