Meski lahan pertanian di kota Surabaya kian menyempit, Pemerintah Kota tetap mendorong masyarakat petani di Surabaya agar bisa survive. Salah satunya dengan memberikan subsidi mekanisasi atau peralatan kepada kelompok tani.
“Mereka selama ini berada di garis kemiskinan, kami ingin mengangkat mereka. Kami bantu dengan subsidi pupuk, peralatan dan pemasaran seperti pekan produk pertanian,” katanya di Balai Kota Surabaya, Minggu (19/2/2017).
Risma mengatakan, di Surabaya ada lahan pertanian seluas 1.800 hektar dan Tambak 800 hektar. Rinciannya, lahan pertanian sawah 1.400 hektar dan lahan holtikultura 400 hektar.
Lahan pertambakan itu dikelola 2.200 nelayan di 11 Kecamatan mulai dari Gununganyar sampai Osowilangun.
“Untuk petani jumlahnya 1.200 petani yang tersebar di Lakarsantri, Sambikerep, Gayungan, Bulak, Kenjeran, Sukolilo dan lainnya,” katanya.
Di musim penghujan ini, hasil pertanian di Surabaya memang menurun. Tapi, pemerintah kota tetap memikirkan solusinya dengan memberikan subsidi alat dan bantuan bibit.
Jika di musim kemarau, Pemkot memberikan bantuan stok air dari tangki-tangki yang datang langsung ke lahan-lahan pertanian yang menbutuhkan. Sementara saat musim penghujan seperti ini, Pemkot memberikan bantuan menyedot air di lahan-lahan pertanian.
“Prinsip saya di pertanian adakan model mekanisasi. Karena para petani tidak terlalu banyak, kami tawarkan alat-alat yang modern untuk menunjang pertanian,” katanya. (bid/dwi)