Antasari Azhar mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hari ini menyampaikan pernyataan tegas soal kasus pembunuhan yang menjeratnya tahun 2009 silam.
Sesudah membuat laporan ke Bareskrim Polri, dia menyebut Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) mantan Presiden, ada di balik kasus yang menewaskan Nasruddin Zulkarnaen, Direktur PT.Putra Rajawali Bandjaran.
Kata Antasari, sekitar Maret 2009 atau dua bulan sebelum pembunuhan itu terjadi, dia didatangi Hary Tanoesudibjo bos MNC Grup, yang meminta supaya Aulia Pohan tidak ditahan KPK.
Tapi, permintaan itu langsung ditolak. Dan, Hary Tanoe yang waktu itu mengaku utusan Cikeas, meminta Antasari berhati-hati dengan keputusannya.
“Hary Tanoe datang malam-malam ke rumah saya. Dia bilang membawa misi supaya KPK tidak menahan Aulia Pohan. Saya bilang tidak bisa karena KPK sudah punya aturan menahan tersangka,” ujarnya di Kantor Bareskrim, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2017).
Mantan jaksa itu menambahkan, dia siap menanggung risiko apapun sesudah menyampaikan pernyataan tegas ini, termasuk kehilangan nyawa.
“Kalau besok saya mati, saya siap!” serunya yang langsung disambut takbir Andi Syamsuddin, adik korban pembunuhan.
Sekadar diketahui, Aulia Pohan adalah besan SBY. Dia ditahan KPK pada tahun 2009, karena terkait kasus aliran dana Bank Indonesia.
Aulia dianggap bersalah karena menyetujui pengambilan uang Rp100 miliar dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI), lewat Rapat Dewan Gubernur BI.
Ayah dari Anissa Pohan itu lalu divonis 4,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Namun, Mahkamah Agung meringankan hukumannya menjadi tiga tahun penjara. (rid/iss)