Sabtu, 23 November 2024

Mahasiswa Untag Ciptakan Mesin Roaster Kopi Berbasis Infrared Heater

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Murdianto mahasiswa Teknik Mesin Untag Surabaya saat mencoba mesin roaster Kopi berbasis infrared heater. Foto: Humas Untag Surabaya

Murdianto mahasiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membuat mesin roaster kopi berbasis infrared heater. Perangkat ini mampu memberikan kemudahan proses sangrai kopi dan mendapatkan kematangan kopi yang sesuai harapan.

Hampir semua bagian dari pulau di Indonesia mampu di tanami kopi mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, bahkan Papua dan semuanya mampu menghasilkan berbagai varian rasa yang berbeda-beda dan diantaranya menjadi kopi terbaik dunia.

Indonesia telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi pertahunnya. Melihat potensi itu, maka harus diciptakan teknologi tepat guna yang dapat mengolah biji Kopi. Teknologi yang dibutuhkan adalah mesin sangrai kopi atau roaster kopi.

Dengan kapasitas 500 gram, alat roster kopi berbasis infrared hater ini diharapkan mampu memberikan kopi yang selalu fresh pada pengunjung karena tidak terlalu lama dalam penyimpanan.

“Kapisitas mesin 500 gram mampu menghasilkan sekitar 33 seduhan, karena kopi setelah mengalami proses sangrai akan mengalami penyusutan sekitar 20 persen dari berat yang semula 500 gram tersebut,” kata Murdianto.

Untuk memasak 500 gram atau kurang dari itu, lanjut Murdianto dengan menggunakan mesin roaster kopi berbasis infrared heater dibutuhkan energi sebesar 750 watt, dengan suhu ruang bakar 1500 derajat celcius, kopi akan matang setelah mengalami penurunan suhu.

“Kopi akan matang setelah sebelumnya dimasak pada suhu sekitar 1500 derajat celcius dan mengalami penurunan suhu serta terjadi pada putaran yang berbeda-beda. Sehingga kopi menjadi lebih kering dan nikmat,” tambah Murdianto.

Kelebihan dari mesin roaster kopi berbasis infrared heater, kata Murdianto diantaranya: pertama, pemanas atau heater menggunakan ceramic, maka olahan yang dihasilkan dapat lebih steril.

Kedua, penempatan heater di dalam drum, sehingga efisiensi waktu penyangraian dan efisensi energi yang di butuhkan relatif tinggi.

Ketiga, design portable, sehingga mudah dalam penempatan dan menggunakan monitor touch screen, sehingga memudahan dalam operasional.

“Semoga dengan analisa sederhana ini mampu menghasilkan biji kopi olahan yang berkwalitas, bersaing dengan produk lain yang harganya relatif lebih mahal. Dan dengan mesin ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya UKM bidang kopi,” pungkas Murdianto, Selasa (14/2/2017).(tok/fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs