Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) optimistis realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini melampaui Rp100 triliun atau naik dari realisasi tahun lalu sebesar Rp94,4 triliun.
“Kita harapkan dan optimistis KUR bisa lampaui Rp100 triliun tahun ini,” ujar Irfan Anwar Ketua Bidang Ekonomi, Keuangan dan Perbankan BPP Hipmi di Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Irfan mengatakan, kinerja KUR tahun 2016 jauh lebih baik dibandingkan tahun 2015. Realisasi penyaluran KUR tahun 2015 hanya sebesar Rp22,7 triliun atau hanya 75,58 persen dari target yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp30 triliun. Namun pada 2016 melonjak menjadi sebesar Rp94,4 triliun dengan non performing loan (NPL) sebesar 0,37 persen. Melihat kinerja tersebut, Hipmi berharap perbankan tidak perlu ragu lagi menyalurkan KUR lebih agresif ke pelaku usaha.
“Apalagi NPL-nya kecil, artinya risiko kredit nasabah KUR tidak seseram yang dibayangkan,” kata dia.
Lonjakan tersebut, menurut Irfan, tidak lepas dari semakin menurunnya suku bunga KUR menjadi 9 persen.
Sebab itu, Hipmi optimistis kinerja realisasi KUR tahun ini dapat melampaui Rp 100 triliun. Meski demikian, HIPMI berharap penyaluran KUR benar-benar tepat sasaran yakni para pekaku usaha pemula yang kesulitan menyediakan penjaminan atau collateral loan.
“Jangan sampai yang sudah bisa kasih penjaminan dapat KUR juga,” kata Irfan.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan plafon KUR sebesar Rp110 triliun pada 2017. Rinciannya 81 persen untuk usaha mikro, 18 persen untuk ritel, dan 1 persen untuk Tenaga Kerja Indonesia.
HIPMI juga meminta agar penyaluran KUR lebih merata hingga ke luar Pulau Jawa. Sebaran KUR sepanjang 2016 masih didominasi di Pulau Jawa yakni, Jawa Tengah 17,9 persen atau Rp16,9 triliun, Jawa Timur 15,5 persen atau Rp14,6 triliun, Jawa Barat 12,6 persen atau Rp11,9 triliun.
Sedangkan, penyaluran di luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi Selatan sebesar 5,4 persen atau Rp5,1 triliun, Sumatera Selatan sebesar 4,6 persen atau Rp 4,3 triliun. Penyaluran KUR berdasarkan sebaran pulau di Jawa 54,6 persen, Sumatera 20,2 persen, Sulawesi 9,4 persen, Bali 7,4 persen, Kalimantan 6,1 persen, Papua 1,6 persen dan Maluku 0,7 persen.
“Kita harapkan lebih merata hingga keluar Pulau Jawa,” ujar Irfan.(faz/fik)