Sabtu, 23 November 2024

Elektabilitas Anies-Sandi Terus Meningkat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menunjukkan potensi Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran.

Sementara pasangan Anies Baswedan -Sandiaga Uno diprediksi lebih unggul melenggang diputaran kedua.

“Dibandingkan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono -Sylviana Murni dan pasangan calon kepala daerah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) -Djarot Saiful Hidayat akan bertarung ketat memperebutkan tiket putaran kedua,” kata Sutisna Koordinator Survei LKPI dalam keterangan Persnya, Senin (13/2/2017).

Sutisna mengatakan, analisa tersebut sesuai dengan minat pemilih terhadap tiga kandidat pasangan calon dalam survei digelar mulai 6-10 Februari 2017, pada lima kotamadya dan satu kabupaten di Provinsi DKI Jakarta ini.

Tepatnya, kata dia, menjawab pertanyaan akan memilih siapa pada tanggal 15 Februari saat pencoblosan berdasarkan popularitas dan tingkat keraguan akan kemampuan ketiga pasangan itu.

Menurut Sutisna, sebanyak 45.2 persen masyarakat Jakarta akan memilih pasangan Anies-Sandiaga, 24.5 persen akan memilih pasangan Ahok-Djarot, sedangkan pasangan Agus-Sylviana dipilih oleh 19.7 persen warga.

“Sedangkan warga Jakarta yang belum mau memberikan pilihannya pada ketiga pasangan tersebut sebanyak 6.3 persen dan yang tidak memilih sebanyak 4.3 persen,” kata dia.

Meskipun demikian, dari sisi popularitas, pasangan Agus-Syilvi terlihat baik. Data LKPI menunjukkan 85.2 persen warga sangat mengenal pasangan Agus-Syilvi, dikarenakan Agus adalah anak SBY Presiden RI ke 6.

Sedangkan pasangan Ahok-Djarot lebih tinggi, dikenal sebanyak 100 persen warga DKI Jakarta karena kasus penistaan agama Islam dan Gubernur pengganti Jokowi.

“Adapun pasangan Anies-Sandiaga dikenal 80.2 persen warga karena diusung partainya Prabowo Subianto,” ujar Sutisna.

Sayangnya, kata dia, soal nilai keraguan mampu memimpin Jakarta pasangan Agus-Syilvi berada pada urutan teratas dengan tingkat keraguan 36.2 persen

“Masyarakat sangat ragu dengan kemampauan pasangan ini untuk memimpin kota Jakarta,” ujar dia.

Untuk pasangan Ahok-Djarot, masyarakat yang ragu dengan kepemimpinan mereka sebesar 29.2 persen.

Alasanya, menurut Sutisna, masyarakat menilai Ahok sering mengeluarkan kebijakan yang banyak melanggar hukum dan peraturan seperti dalam kasus pembelian tanah RS Sumber Waras, terlebih sering berbicara kasar kepada warga.

“Sehingga menimbulkan masalah yang seharusnya tidak perlu terjadi, sehingga menghambat kinerja pemprov DKI Jakarta,” kata dia.

Dia menegaskan untuk pasangan Anies-Sandiaga tingkat keraguan dalam memimpin Jakarta yakni 16.2 persen.

Dalam survei masyarakat mengatakan bahwa Anies-Sandiaga memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memimpin dibandingkan pasang calon itu.

“Karena Anies berhasil memimpin Kementerian Pendidikan dan sosok yang santun, serta Sandiaga yang merupakan anak muda yang sukses dalam berbisnis di Indonesia,” ujar Sutisna.

Untuk diketahui, jumlah sample atau responden survei LKPI yaitu sebanyak 1816 warga DKI Jakarta dari yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Pilkada DKI Jakarta 2017 yang berjumlah 6.983.692 orang tersebar secara proposional 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan di Jakarta ,survei ini mengunakan tingkat kepercayaan 95 persen dengan sampling error atau margin of error sebesar +/= 2,3 persen,” kata Sutisna.

Dia mengatakan, populasi yang menjadi dasar klaim dari survei ini disebut sebagai populasi eleksi atau terpilih.

Semua orang yang memiliki hak pilih dalam Pilkada DKI Jakarta adalah mereka mencakup semua orang yang memiliki hak pilih yang pada saat pelaksanaan survei dapat diwawancara di rumah.

Sampel penelitian diambil dari sejumlah responden yang ditentukan secara sampling kluster (cluster sampling), yakni sebagai teknik memilih sampel dari kelompok-kelompok dan unit-unit yang kecil atau kluster.

“Dari satu rumah tangga diambil 1 anggota keluarga berdasarkan acak setiap TPS yang memenuhi syarat sebagai calon pemilih, yaitu berumur minimal 17 tahun dan terdaftar dalam DPT,” kata dia.

Sementara itu, sample diambil berdasar data DPT dari KPU DKI Jakarta dalam pilkada DKI Jakarta dengan jumlah pemilih tetap berjumlah 6.983.692 orang dan 15.059 TPS tersebar 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan.

“Sampelnya adalah individu yang terpilih berdasar persyaratan memilih dalam pilkada. Namun, survei dilakukan secara tertutup dan wawancara face to face dan kemudian dilakukan verifikasi keembali secara acak terhadap hasil survei tersebut oleh para surveyor terlatih dan profesional, ujarnya.(faz/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs