Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) SMA dan SMK di sejumlah daerah di Jawa Timur ternyata malah turun setelah pengelolaan SMA dan SMK diambilalih pemerintah provinsi.
Hal ini diketahui dalam pertemuan peningkatan kualitas pendidikan kepala SMA dan SMK se-Jawa Timur yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (10/2/2017).
Hanya di daerah yang sebelumnya menerapkan sekolah gratis yang mengalami kenaikan SPP.
“Memang rata-rata SPPnya turun karena bisa ditekan dengan perhitungan yang transparan sesuai kebutuhan riil di sekolah,” kata Saiful Rachman, usai memimpin pertemuan antara kepala SMA dan SMK dengan Soekarwo Gubernur Jawa Timur.
Menurut Saiful, setelah dikelola provinsi penghitungan SPP dilakukan dengan sistem yang jelas dan transparan sehingga SPP yang sebelumnya tak transparan saat ini bisa ditekan sehingga tidak memberatkan orang tua siswa.
Besaran SPP dilakukan dengan menghitung unit kebutuhan siswa pertahun yang disesuaikan dengan indeks daya beli masyarakat di daerah itu.
Dengan perhitungan yang dilakukan diketahui jika SPP umtuk SMA di Jawa Timur termahal adalah Kota Surabaya sebesar Rp135 ribu dan terendah di Kabupaten Sampang sebesar Rp60 ribu.
Sementara itu, Udi Tyas Arianto kepala SMKN1 Ponorogo mengatakan sejak diambilalih oleh pemerintah provinsi SPP SMK di Ponorogo yang dulunya Rp150 ribu saat ini menjadi Rp125 ribu.
“Ini menguntungkan bagi siswa karena bianyanya bisa ditekan. Tapi pada prinsipnya dikelola siapapun kami siap saja. Hanya ketika diambilalih provinsi, ada beberapa visi dan misi yang berbeda karena kami harus siap untuk berkompetisi dengan sekolah lain se Jatim,” kata dia. (fik/dwi)