Jumat, 1 November 2024

Saham Persebaya 70 Persen Dibeli Jawa Pos, Ini Alasannya

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Azrul Ananda Presiden Klub Persebaya Surabaya. Foto: Bruriy suarasurabaya.net

Saham Persebaya Surabaya, sebanyak 70 persen saat ini mayoritas menjadi milik Jawa Pos. Kepastian investor tersebut, sudah ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Gedung Graha Pena Jawa Pos, Surabaya, pada Selasa (7/2/2017) lalu.

Azrul Ananda Presiden Klub Persebaya Surabaya mengaku mempunyai alasan Jawa Pos membeli 70 persen saham Persebaya Surabaya. Lantaran, melihat dari historis panjang, antara Persebaya Surabaya dengan Jawa Pos.

Seperti, sebutan yang banyak diciptakan dari Jawa Pos dengan istilah Bonek (bondo nekat), ungkapan haus gool Persebaya.

“Kemudian simbol wong mangap (wajah orang berteriak), dan itu yang menggambar adalah orang Jawa Pos. Orang itu sampai sekarang masih bekerja di Jawa Pos,” kata Azrul Ananda, kepada suarasurabaya.net, Rabu (9/2/2017).

Selain itu, permintaan untuk mengelola menjadi investor Persebaya Surabaya itu juga sudah cukup lama. Guna mengembalikan Persebaya Surabaya seperti dulu, mencapai kejayaan di tahun 1980 an.

Menurut pria akrab dipanggil Aza, pengelolaan yang dilakukan itu bukanlah suatu hal baru, karena sudah dilakukan pembicaraan dan pembahasan dengan pengurus lama.

“Karena situasi dan kondisi, baru saja ramai pengelolaannya. Bahkan, pengurus lama sudah bekerjasama selama beberapa bulan ini menyiapkan Persebaya Surabaya tim solid,” ujar dia.

“Saya rasa klub yang menjadi legendaris sepakbola Indonesia. Maka kami perusahaan berbasis di Surabaya punya tanggung jawab mempertahankan,” kata Aza.

Saat disinggung setelah membeli 70 persen saham Persebaya Surabaya, mengenai plus minusnya? Pria kelahiran Samarinda tersebut mengaku kalau tidak takut tekor, dan yakin bisa meraup keuntungan.

Sebab, Jawa Pos berkiprah di dunia olahraga sudah cukup lama. Seperti yang dilakukannya dengan mendirikan dan mengelola Basket sejak tahun 2004. “Jadi saya tahu betul mengenai manajemen olahraga,” ujar dia.

Tapi, ada yang perlu diketahui, kata Azrul, Persebaya kedepannya itu bukan untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya, melainkan bagaimana menjadikan Persebaya itu sustainable.

“Selama ini, klub-klub Indonesia mohon maaf, dibawa ke politik. Kemudian, emosionalnya secara individu. Nah, dengan korporasi kondisi sekarang ini akusisinya secara profesional antara PT (Jawa Pos) dengan PT (Persebaya),” katanya.

CEO Jawa Pos Group itu juga menginginkan Persebaya Surabaya bisa hidup terus dan berkelanjutan. Jika tidak, maka nasibnya akan seperti yang dulu-dulu, setahun bagus, setelah itu hilang tidak ada perkembangan

“Kita tidak ingin seperti itu, dan kita harus bisa mampu mengembangkan. Bagaimana membuat program Persebaya sustainable untuk jangka panjangnya,” ujarnya. (bry/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs