Sabtu, 23 November 2024

Hoax dan Media Baru Dibahas di Konvensi HPN 2017

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Logo Hari Pers Nasional (HPN) 2017 yang acara puncaknya di Amcon, Maluku, Sabtu (9/2/2017). Foto: Panpus HPN

Berita bohong atau hoax menjadi pembahasan khusus dalam Konvensi Nasional Media Massa dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Ambon, Maluku, Rabu (8/2/2017).

Yosep Stanley Adi Prasetyo Ketua Dewan Pers mengatakan, perkembangan media massa telah memasuki konsep teknologi. Namun, masih ada faktor-faktor lain yang tertinggal.

“Pertumbuhan teknologi ini ternyata tidak diikuti oleh ketaatan pada etika,” kata Ketua Dewan Pers seperti disampaikan Errol Jonathans CEO Suara Surabaya Media yang menghadiri konvensi tersebut.

Untuk itu, Dewan Pers dan PWI sedang menggagas pembentukan aliansi wartawan anti hoax. Kamis (9/2/2017) besok, hal ini akan dilaporkan ke Joko Widodo Presiden yang akan hadir dan membuka Hari Pers Nasional (HPN) 2017.

“Ada gagasan-gagasan yang mengusulkan masyarakat perlu mendapat literacy media yang selama ini jarang dilakukan. Pers diminta mengedukasi masyarakat agar bijak menggunakan media massa,” ujar Errol.

Terkait penurunan kepercayaan masyarakat terhadap media massa, kata Errol, sebenarnya hal ini sudah terjadi sejak tahun 1990-an. Pada waktu itu semua agenda setting ditentukan pengelola media massa, sehingga muncul gerakan jurnalisme warga atau citizen journalism.

“Jika kemudian ada hoax, itu karena ada pihak yang memiliki kepentingan-kepentingan lain yang memanfaatkan media massa, terutama media baru sebagai kendaraan paling ampuh untuk menyebarkan hoax,” ujarnya.

Terkait maraknya media baru dan hoax, dalam sambutannya, Ketua Dewan Pers juga sempat menyampaikan, tujuan verifikasi perusahaan pers yaitu agar media massa profesional dan legal. Juga untuk menghindari semakin maraknya media abal-abal dan menyiapkan SDM media massa untuk MEA.

Dalam sesi pertama konvensi tersebut juga dibahas lanskap media baru. Media mainstream yang sudah ada, sebaiknya juga memanfaatkan media baru untuk pengembangan usaha dan desiminasi informasi.

Untuk diketahui, Suara Surabaya secara khusus diundang untuk menerima penghargaan dalam kepeloporan media khususnya untuk jurnalisme warga. Suara Surabaya dianggap merintis dan mengembangkan jurnalisme warga secara konsisten.

“Penghargaan tersebut bukan dikompetisikan antar radio, tapi secara keseluruhan media massa,” kata Errol.

Rencananya, penghargaan tersebut akan diserahkan pada Rabu malam.(iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs