Supomo Kepala Dinsos Kota Surabaya mengatakan, awal tahun ini dinasnya sedang fokus merehabilitasi rumah warga terdampak kebakaran melalui program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK).
Data Dinas Sosial, sebagian besar rumah yang akan diperbaiki sepanjang 2017 ini merupakan rumah yang terdampak bencana. Misalnya rumah yang terkena angin kencang atau kebakaran.
“Ada yang atapnya jebol, ada yang sampai roboh kena angin kencang. Ada juga yang sudah tidak layak karena kebakaran. Tapi, ada juga yang rumahnya tidak layak huni karena kondisi ekonomi keluarga. Rumah itu kami temui tidak punya tempat MCK (Mandi Cuci dan Kakus),” ujarnya.
Meski demikian, untuk menjadi penerima bantuan ini, warga pemilik rumah harus mengajukan bantuan melalui proses seleksi RSDK, sesuai
Perwali Surabaya 19/2010 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan RSDK.
“Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, harus merupakan warga Surabaya, kondisi rumahnya memang tidak layak huni, dan rumahnya tidak dalam kondisi sengketa,” kata Supomo.
Pada 2017 ini, Pemkot Surabaya meningkatkan target rumah yang akan direhabilitasi melalui program RSDK. Bila tiga tahun sebelumnya target rumah hanya 622 unit, menjadi 1.344 rumah tidak layak huni.
Untuk melaksanakan program ini, Pemkot Surabaya juga meningkatkan anggaran dari sebelumnya Rp10 Juta per rumah pada 2016 menjadi Rp25 juta per rumah pada tahun ini.
“Kenaikan target rumah dan anggaran ini menunjukkan komitmen Pemkot Surabaya untuk menghilangkan bangunan kumuh di Surabaya,” ujarnya.
Target Rumah Program RSDK Pemkot Surabaya
2012 – 400 rumah
2013 – 400 rumah
2014 – 622 rumah
2015 – 622 rumah
2016 – 622 rumah
2017 – 1.344 rumah. (den/ipg)