Pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), dengan 30.000 anak panah yang digelar di kampus Universitas Narotama Surabaya, sebagai bagian Dies Natalis ke 36, ternyata menggunakan busur yang terbuat dari paralon.
“Karena peralatan pendukung cabang olah raga ini memang tidak murah. Untuk satu peralatan busur saja harganya sekitar 30 juta rupiah. Ini memang jadi kendala tersendiri. Tetapi kami selalu mencoba membangkitkan semangat generasi muda dengan berbagai upaya, untuk mengenal Panahan,” ujar Sucipto Wakil Ketua Perpani Jawa Timur, Sabtu (4/2/2017).
Selain busur menggunakan paralon, untuk anak panahnya dibuat secara khusus berbahan dasar aluminium.
Untuk membuat sebuah busur panah berbahan paralon, dibutuhkan dana hanya Rp100, lengkap dengan 3 anak panah terbuat dari alumunium. “Jangan lihat bahannya. Tetapi ini memang kami lakukan agar generasi muda mau mencoba olah raga ini dengan perangkat sederhana,” kata Sucipto.
Setidaknya ada 500 busur paralon yang disediakan panitia pada upaya pemecahan rekor memanah 30.000 anak panah kali ini.
Sementara itu, Sri Widayati Manager MURI, mengatakan upaya pemecahan rekor sebelumnya pernah dilakukan di Sumedang, Jawa Barat melibatkan 239 pemanah dengan 4.780 anak panah pada 20 Mei 2006 lalu.
“Tentunya ini rekor MURI yang terbaru untuk dicatat dengan keterlibatan 500 orang lebih peserta memanah, dengan 30.000 anak panah. Ini tentunya sangat membanggakan,” kata Sri Widayati.(tok/fik)