![](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2025/02/diskominfo-jatim-170x110.webp)
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) diharapkan ikut membantu pemerintah dalam mencari solusi terkait penangananbencana yang saat ini terjadi di beberapa lokasi di Jawa Timur. Pernyataan ini disampaikan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur saat pelantikan pengurus PII Jawa Timur di Hotel JW Marriot, Surabaya, Kamis (2/2/2017).
Menurut Gus Ipul, kajian yang diharapkan bisa disumbangkan dari PII khususnya adalah kajian tentang bencana longsor, banjir serta seringnya jalanan mengalami kerusakan. “Hasil penelitian yang telah PII bekerjasama akan menjadi acuan, serta bisa memberikan solusi konkrit kepada masyarakat,” kata Gus Ipul.
Menurut dia, penelitian itu harus segera dilakukan karena akan dijadikan acuan langkah awal dalam menentukan langkah pemerintah untuk meminimalisir bencana. Disamping itu insinyur diharapkan juga harus berinovasi dalam melakukan kajian, meskipun anggaran yang disediakan tidak besar.
Gus Ipul juga mengatakan bahwa sesuai data dari World Bank, bahwa pasar konstruksi di Indonesia adalah keempat terbesar di dunia. “Hal ini harus kita lihat secara optimis agar lebih banyak orang yang menekuni profesi insinyur, karena peluang kerjanya terbuka lebar,” kata dia.
Sementara itu, Hermanto Dardak, Ketua Umum PII mengatakan, saat ini tidak semua penanganan jalan mampu ditangani oleh Kementrian PUPR. Ini menunjukkan bahwa masalah di lapangan cukup komplek, sehingga PII membutuhkan masukan dan kerjasama dari lembaga lain.
Menurutnya penanganan jalan rusak seperti saat ini kurang efektif, seharusnya pemerintah memiliki rekomendasi sehingga bisa dicegah. “Setiap kondisi rawan bencana memiliki penanganan yang berbeda pada setiap titiknya. Karenanya kajian penelitian yang dilakukan khusus di Jatim nantinya kami harapkan bisa menjadi acuan dalam menangani kasus serupa di kota-kota di Indonesia,” kata dia.
Sekadar diketahui, Ketua PII Wilayah Jawa Timur periode 2016-2019 yang baru dijabat oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS, yang juga sebagai Rektor UB Malang. (fik/rst)