Warga Bojonegoro diminta antisipasi potensi banjir Bengawan Solo. Hingga Kamis (2/2/107) pukul 05.00 WIB, kondisi sungai itu tepatnya di pos pantau Jurug yang ada di Jawa Tengah terpantau sudah siaga merah. Begitu juga pada pukul 07.00 WIB, di pos pantau Sekayu, Ponorogo juga terpantau pada posisi Siaga Merah.
“Jika kondisi ini terus meningkat diperkirakan pada Sabtu (4/2/2017) besok, mulai masuk wilayah Bojonegoro. Untuk itu, warga Bojonegoro yang tinggal di sekitar bantaran Bengawan Solo, untuk selalu waspada dan mengantisipasi akan kemungkinan terjadinya banjir,” kata Benny Sampirwanto, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Jawa Timur.
Benny yang memantau langsung laporan dari BPBD Jawa Timur mengatakan, saat ini tinggi muka air Bengawan Solo di pos pantau Bojonegoro sudah mencapai siaga kuning atau setinggi 14.00 meter di atas permukaan laut.
“Kondisi ini harus diantisipasi baik oleh pemerintah setempat maupun masyarakat sekitar,” kata dia.
Antisipasi bisa dilakukan dengan berbagai langkah, misalnya, perangkat desa harus menginformasikan kepada masyarakat terkait kenaikan signifikan ketinggian Bengawan Solo.
Selain itu, lokasi pengungsian dan dapur komunitas juga harus disiapkan. Perangkat desa juga harus segera mengecek dan menginventarisir kerusakan sarana prasarana pengendali banjir seperti tanggul, dan pintu air, serta segera berkoordinasi dengan SKPD yang membidangi.
Menurut data BPBD Jawa Timur, beberapa daerah bantaran Sungai Bengawan Solo yang diminta mengantisipasi siaga banjir meliputi Kecamatan Bojonegoro (Ledok Wetan, Mulyoagung, Klangon, Jetak, Ledok Kulon, Kalirejo, Semanding, Banjarejo, Kauman), Kecamatan Kalitidu (Mojo), Kecamatan Dander (Ngablak), Kecamatan Trucuk (Sranak), Kecamatan Kapas (Bogo, Sambiroto), Kecamatan Balen (Sekaran, Sarirejo, Kedungdowo, Kedungbondo, Mulyoagung, Mulyorejo, Pilanggede, Lengkong dan Prambatan). (fik/ipg)