Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, meminta Tim Penanggulangan Bencana di daerah hilir Jatim meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo.
“Kami minta daerah hilir Jatim meningkatkan kewaspadaan, sebab ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim naik sejak sehari lalu (Senin, 30/1),” kata Budi Hendro Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Selasa (31/1/2017) seperti dilansir Antara.
Kenaikan air sungai Bengawan Solo di hilir Jatim terjadi di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan yang dipengaruhi hujan deras yang terjadi di Ngawi dan sekitarnya pada Minggu (29/1/2017) selain juga hujan lokal.
“Hujan di wilayah Ngawi cukup deras dengan durasi cukup lama, sehingga dengan cepat menambah debit Bengawan Solo di hilir,” ucapnya menambahkan.
Sesuai data, ketinggian air di Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, semuanya di Lamongan, masuk siaga I (hijau) dengan ketinggian masing-masing 7,14 meter, 5,05 meter, 3,80 meter dan 1,74 meter.
Namun ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro masih belum masuk siaga dengan ketingian 12,70 meter, Selasa (31/1/2017) pukul 09.00 WIB.
“Ketinggian air di Bojonegoro belum siaga, tetapi ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim masih terus merangkak naik,” ucapnya.
Kondisi Bengawan Solo disebutnya cukup rawan apabila Selasa (31/1/2017) di daerah hulu Ngawi dan Solo, Jawa Tengah, terjadi hujan deras yang bisa menambah debit Bengawan Solo di hilir Jatim.
Ia menambahkan saat ini Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, tidak terjadi banjir.
Sementara jika di daerah hulu Ngawi, Jawa Tengah, tidak terjadi hujan maka ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jatim, akan dapat berangsur-angsur surut.
“Ketinggian air Bengawan Solo di Ngawi ada penurunan tetapi sedikit. Ketinggian sekarang 5,60 meter pukul 09.00 WIB, sebelumnya satu jam lalu sempat 5,65 meter,” jelas Andik Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Ngawi menambahkan.
Andik Sudjarwo Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menambahkan kewaspadaan menghadapi ancaman luapan Bengawan Solo juga banjir bandang tetap dilakukan.
“BPBD belum mencabut status siaga menghadapi ancaman bencana banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang, termasuk bencana tanah longsor selama musim hujan,” tandasnya. (ant/dwi/rst)