Surabaya mengalami perubahan signifikan dalam sisi infratruktur jalan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Namun semangat masyarakat dan stake holder untuk tertib berlalu lintas agak kendor.
“Perubahan yang sangat signifikan banyak ruas jalan makin besar seperti adanya frontage. Beberapa sarana dan prasarana sudah dipenuhi. Tapi juga ada perubahan yang agak negatif, semangat pengguna jalan, stake holder agak kendor untuk lebih tertib berlalu lintas,” kata Kombes Pol Muhammad Iqbal Kapolrestabes Surabaya di Radio Suara Surabaya.
Penilaian tersebut, kata Iqbal, sesuai pengamatannya saat dini dibandingkan dengan tahun 2007, saat dia menjabat sebagai Kasatlantas Polwiltabes (Polrestabes, red) Surabaya.
Kata Iqbal, masyarakat harus mengembalikan mindset kalau Surabaya lebih unggul dari kota lainnya. Bahkan inovasi, semangat kerjasama masyarakat dan stakeholdernya berupa berkendara di lajur kiri dan light on diambil oleh negara untuk dimasukkan dalam UU.
“Ketika semangat masyarakat luntur tidak terus dipacu maka yang positif ini akan ditekan oleh hal yang negatif,” ujar dia.
Iqbal mengajak semua pengguna jalan dan stake holder untuk melakukan strategi kembali tertib berlalu lintas. Karena tertib lalu lintas bukan hanya milik petugas tapi milik masyarakat. Penindakan yang dilakukan sekalipun gunanya untuk mengingatkan atau menyelamatkan.
“Saya menerima penghargaan Wahana Tata Nugraha besok dari ibu Walikota Surabaya. Mari kita semua semangat untuk mempertahankan. Jangan sampai di luar dianggap luar biasa tapi di dalam kita keropos,” katanya.
Kata Iqbal, strategi yang dilakukan kepolisian untuk membawa masyarakat kembali tertib berlalu lintas diantaranya all out di lapangan, lakukan cegah dini dan membuat program yang langsung menyentuh masyarakat.
“Kami juga gandeng media untuk bentuk persepsi publik karena secara tidak langsung media stimulan untuk memperkuat daya tertib di masyarakat,” ujarnya. (dwi)