Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jatim meyambut baik gerakan Netizen NU dalam melawan hoax. Menurutnya, selain tugas pemerintah yang menutup situs-situs penebar hoax juga harus diikuti gerakan kesadaran masyarakat anti hoax.
“Saya menyambut baik kopi darat (kopdar) para Netizen yang dilakukan PBNU dan saat ini sampai di Jatim. Ini bisa membangkitkan kesadaran masyarakat dan keluarga besar NU bahwa kita harus selektif, kalau ada kabar yang benar dan tidak benar,” ujar Gus Ipul di PWNU Jatim, Minggu (29/1/2017).
Menurut Gus Ipul, menghentikan fenomena hoax belum cukup dengan sekadar menutup situs-situs yang menyebarkan hoax. Menutup situs hanya menyelesaikan 30 persen dari masalah ini, selanjutnya yang terpenting adalah membangun kesadaran masyarakat dan narasi balik (counter narasi).
“Situs yang memecah-belah dan menyebarkan fitnah harus ditutup. Tapi, kesadaran masyarakat harus digerakkan untuk lebih selektif menerima informasi,” katanya.
Gus Ipul meyakini jika nantinya lama-kelamaan hoax tidak laku lagi di masyarakat. Seiring kesadaran masyarakat, maka hoax akan ditinggalkan.
Dengan adanya gerakan Netizen ini, NU melalui medsos akan mendidik masyarakat. “Mungkin secara struktural NU memang terlambat tapi kami belajar terus,” kata Gus Ipul yang juga salah satu Katua Tanfidziyah PBNU ini.
Sekadar diketahui, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengkonsolidasikan seluruh Netizen NU secara nasional untuk melawan berita hoax. Salah satunya ratusan netizen yang ada di Jatim.
Helmi Faisal Zaini Sekjend Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, pembentukan netizen NU ini dilakukan bergantian seluruh kota di Indonesia. Yang sudah terbentuk diantaranya Jakarta, Bandung, Cirebon, Pekalongan dan hari ini Surabaya.
Helmi mengatakan, tugas Netizen NU ini adalah melakukan counter narasi (narasi balik), konsolidasi dengan membuat diskusi di dalam grup dan melakukan advokasi atau melawan hoax tidak dengan hoax. (bid/dwi)