Sabtu, 23 November 2024

Inilah Komitmen Tiga Paslon Cagub DKI

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Dalam debat II pasangan calon (Paslon) Cagub DKI, mereka menyampaikan komitmen-komitmennya dalam birokrasi jika terpilih memimpin Jakarta 2017-2022. Foto: Faiz suarasurabaya.net

Dalam debat II pasangan calon (Paslon) Cagub DKI, mereka menyampaikan komitmen-komitmennya dalam birokrasi jika terpilih memimpin Jakarta 2017-2022.

Anies Baswedan-Sandiaga Uno Paslon nomor 3 akan menghadirkan motivasi bekerja yang positif dan melakukan reformasi birokrasi yang cepat.

“Kami berdua datang membawa pengalaman, menjawab pengetahuan dan jaringan. Ketika kita bicara memimpin, sekarang harus menghadirkan rasa aman, menghadirkan motivasi pekerja, dan itu komitmen kita. Reformasi birokrasi akan berjalan dengan cepat dengan suasana kerja yang positif dengan suasana kerja yang membuat orang mau berkarya,” ujar Anies dalam debat II paslon cagub DKI Jakarta di gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).

Menurut Anies, semua posisi baru diiringi dengan tanda tangan komitmen integritas.Targetnya, jika enam bulan targetnya tidak tercapai, maka yang bertandatangan otomatis menggunakan surat sebagai pengunduran diri.

“Jadi mereka dikejar dengan target bukan dikejar rasa takut, dan target itu disepakati di awal. Ini kami lakukan selama kami memimpin. Bang Sandy cari tiga orang menjadi 50.000 karyawan melalui apa? Melalui sistem Meritokrasi yang baik, yang kami akan lakukan Merombak sisa Meritokrasi diiringi dengan proses yang transparan, suasana kerja yang positif, target yang jelas dan yang tidak kalah penting adalah melibatkan publik untuk berada di dalam mengawasi langsung. Dengan begitu hasilnya langsung dirasakan oleh publik,” kata dia.

Agus Harimurti Yudoyono-Sylviana Murni paslon nomor 1 mengaku akan membangun birokrasi dengan tetap menjaga ketenangan anggota dalam bekerja.

“Membangun birokrasi walaupun banyak teori tentang kepemimpinan dan manajemen tetapi itu adalah seni bagaimana kita mengaplikasikanya dalam menenangkan hati dan pikiran anggota yang bekerja di bawah kita. Terkesan idealistik tetapi itulah hakikatnya bagaimana kita mau membangun perasaan penuh dengan antusias untuk melayani publik dengan sebaik-baiknya,” kata Agus.

Menurut Agus, dalam birokrasi, seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik dan terus mengembangkan potensi bawahannya.

“Ini menjadi kunci dari keberhasilan birokrasi di Pemprov Jakarta. Saya Alhamdulillah memiliki bekal kepemimpinan di militer dimana merupakan organisasi yang paling efektif di berbagai negara di dunia mengapa karena kami benar benar ingin mengukur segala sesuatunya, menguji segala sesuatunya. Ada insentif dan disinsentif tapi dalam mengaplikasikan semua kita menggunakan hati dan pada akhirnya kita ingin menciptakan sebuah budaya yang unggul dimana masing masing bagian ingin terus menyuntik satu sama lain agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Inilah butuh pemimpin yang baik yang mencintai birokrasi,” kata dia.

Sementara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat paslon nomor 2 mengaku sudah menyingkirkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengingkari sumpah jabatan dan yang melakukan pungutan liar (pungli).

“Kami bukan bicara soal keadilan sosial saja, kami juga bukan telah melakukan administrasi keadilan sosial tapi kami adalah orang yang telah melawan keadilan sosial. Keadilan apa? ketika oknum- oknum PNS mengingkari sumpa dan jabatan melakukan pungli, menekan, mempersulit, ini sudah kami singkirkan, kami lawan semua,” kata Ahok.

Dia juga yakin kalau gaji-gaji PNS akan lebih baik dari swasta.

“Maka kami yakin lima tahun ke depan ketika PNS-PNS muda, apalagi yang diterima 2010, mereka adalah orang yang sangat bersyukur dengan gaji yang lebih baik daripada swasta. Mereka akan mencapai posisi-posisi yang baik sehingga sebuah budaya empati, hasrat yang melayani akan terbentuk,” kata dia.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs