Perusahaan Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) menggandeng Badan SAR Nasional (Basarnas) Surabaya dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna meningkatkan kapasita Satgas PB kegagalan teknologi industri.
Acara yang diikuti sebanyak 60 orang ini dilaksanakan selama tiga hari mulai Selasa (24/1/2017) hingga Kamis (26/1/2017). Hari pertama diadakan pembekalan materi dan praktik lapangan vertical rescue di kantor Basarnas Surabaya. Pada hari kedua, praktik lapangan water rescue di Sungai Songa, Probolinggo. Hari terakhir ditutup dengan latihan fisik di Gunung Bromo.
Joko Ludiyono, Kepala Pelaksana BPBD Tuban ketika memberikan pelatihan mengatakan, secara geografis, klimatologis dan hidrologis wilayah JOB PPEJ yang ada di Tuban memiliki potensi ancaman bencana yang cukup besar sehingga pelatihan seperti ini sangat diperlukan.
“Nilai indeks risiko bencana untuk Tuban mencapai skor 175. Nilai itu termasuk klas risiko bencana tinggi. Tuban menempati urutan 145 dari 496 kabupaten/kota se-Indonesia yang rawan atas risiko bencana,” kata dia dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (24/1/2017).
Menurut dia, di Tuban berdiri beberapa perusahaan nasional bahkan internasional yang bergerak di bidang usaha tambang. Di antaranya JOB PPEJ, PT TPPI, PT Semen Indonesia, PT Holchim, serta PLTU Tanjung Awar-Awar. Selain manfaat peningkatan ekonomi, perlu diwaspadai dampak negatif dari kegiatan operasi produksi yang menimbulkan potensi ancaman bencana di sekitar lokasi usaha.
“Kegagalan teknologi dan dampak industri salah satu ancaman bencana yang diakibatkan faktor non alam. Bisa berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit,” ujarnya.
Dia menjelaskan, potensi ancaman bencana itu bisa diminimalisir dengan meningkatkan pemahaman masyarakat di sekitar lokasi industri JOB PPEJ. Ini agar mereka mengetahui harus berbuat apa, apabila terjadi kondisi darurat akibat kegiatan operasi. Yakni, memberikan pelatihan kompetensi kepada masyarakat atas potensi ancaman bencana dan membentuk Emergency Reaponse Team (ERT) kepada masyarakat.
Sementara itu, Hendra Awali Putra Staf Health Safety Environmental (HSE) JOB PPEJ mengatakan, kegiatan peningkatan kapasitas Satgas PB kegagalan teknologi industri ini juga diikuti dari internal perusahaan sebanyak 11 orang. “Kami di sini dilatih melakukan penyelamatan kepada korban, kalau terjadi keadaan darurat atau kegagalan teknologi industri di perusahaan dan masyarakat sekitar lokasi perusahaan,” kata dia. (fik/ipg)