Pemerintah Jawa Timur gandeng TNI Angkatan Laut untuk melakukan pendidikan dan pelatihan kerja bersama bagi angkatan kerja yang ada di Jawa Timur. Kesepakatan kedua institusi ini dituangkan dalam MoU antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AL (Kodiklatal), yang disaksikan langsung oleh Laksamana TNI Ade Supandi, Kepala Staf Angkatan Laut serta Soekarwo Gubernur Jawa Timur.
“Kerjasama ini baru pertama dilakukan pemerintah daerah bekerjasama dengan TNI AL dalam rangka pengembangan sumber daya manusia. Kerjasama ini merupakan wujud sumbangsih serius TNI AL terhadap permasalahan SDM di Jatim,” kata Soekarwo Gubernur Jawa Timur usai penandatanganan MoU di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (24/1/2017).
Menurutnya, kerjasama pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dengan TNI AL bisa menyasar warga yang ada di sekitar pantai selatan. Sebab, kawasan ini memiliki potensi ikan luar biasa seperti ikan tuna sirip kuning yang diekspor ke Jepang.
“Kerjasama tentang kemaritiman, menjadi bagian penting kesejahteraan masyarakat pantai selatan. Potensi pantai selatan luar biasa, bahkan ikan tuna sirip kuning langsung diminta Jepang,” kata Soekarwo.
Menurut Soekarwo, kebutuhan Jawa Timur akan pendidikan vokasional sangat serius, karena 42 persen tenaga kerja di Jawa Timur hanya lulusan SD dan tidak lulus SMP. Sehingga dengan kerjasama seperti ini, maka para pencari kerja bisa mendapatkan tambahan skill yang mempuni.
Sementara itu, Ade Supandi KASAL mengatakan, MoU ini akan diimplementasikan kedua belah pihak khususnya dalam konteks pendidikan dan pelatihan. Dijelaskan, TNI AL mempunyai kapasitas pendidikan, dan kemampuan untuk melatih.
TNI AL sendiri memiliki beberapa program pendidikan yang juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah kemampuan. Apalagi, sarana alat instruktur dan alat penolong instruksi milik TNI AL juga bisa digunakan untuk pelatihan bagi masyarakat secara umum.
“TNI AL mempunyai Komando Pengembangan dan Pendidikan. Kobangdikal harus bisa bermanfaat bagi lingkungan. Sampai saat ini TNI AL selalu siap membantu,” kata dia.
Sementara itu, Sukardo Kepala Disnaker mengatakan kerjasama dengan TNI AL ini akan langsung dimulai bulan Februari mendatang dengan mengirimkan 60 orang untuk dilatih di Kobangdikal dengan masa pelatihan selama 40 hari atau 320 jam.
“Pelatihan akan dibagi dalam tiga kemampuan yaitu pengelasan, pendinginan AC, serta otomotif. Mereka yang telah lulus pelatihan nanti akan kita salurkan ke beberapa perusahaan yang juga telah menjalin kerjasama dengan kami,” kata Sukardo.
Sementara itu, selain menandatangani MoU pelatihan kerjasama, dalam kesempatan ini juga ditandatangani MoU di dunia pendidikan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dengan Dinas Pendidikan TNI AL tentang Peningkatan Pendidikan dan Kualitas SDM dalam penerapan Kurikulum Khusus Bela Negara dan Kemaritiman. (fik/iss)