Jumat, 22 November 2024
#5tahundollyditutup

Belajar Membuat Tempe Bersama Bang Jarwo

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Workshop pembuatan tempe di kantor Suara Surabaya, Sabtu (22/6/2019). Foto: Ika suarasurabaya.net

Lima tahun setelah kawasan lokalisasi Dolly ditutup, warga Putat Jaya, Surabaya, bangkit dengan identitas-identitas baru yang lebih positif. Satu di antaranya Jarwo Susanto atau sering disapa Bang Jarwo.

Pemilik warung kopi yang sempat untung banyak selama kawasan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu masih beroperasi, kini beralih profesi menjadi pembuat tempe. Tempe buatannya laris manis dan digemari masyarakat. Bahkan, usahanya mulai memberikan keuntungan bagi para tetangga yang mengolahnya jadi kering tempe atau nugget tempe.

Berkaitan dengan momen #5tahundollyditutup, Suara Surabaya bersama komunitas Kampoeng Dolanan mengundang Bang Jarwo untuk berbagi ilmu pembuatan tempe di kantor Suara Surabaya, Sabtu (22/6/2019).


Bang Jarwo saat membuka workshop pembuatan tempe di kantor Suara Surabaya, Sabtu (22/6/2019). Foto: Ika suarasurabaya.net

Septian Yudha, tim promosi Suara Surabaya mengatakan, workshop ini adalah bentuk apresiasi bagi Bang Jarwo karena telah menjadi contoh positif bagi warga Putat Jaya.

“Salah satu pencapaian usaha tempe ini yaitu telah memperkerjakan 15 orang warga sekitar saat mendapat pesanan 1.000 potong tempe untuk konsumsi warga terdampak bencana di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah,” ujar Yudha.


Tempe produksi Bang Jarwo. Foto: Ika suarasurabaya.net

Dalam workshop gratis yang diikuti belasan karyawan Suara Surabaya Media dan sejumlah peserta umum itu, Bang Jarwo menjelaskan tahapan pembuatan tempe.

Menurut Bang Jarwo, ada dua jenis cara pembuatan tempe. Ada tempe yang kedelainya direbus satu kali seperti di Pekalongan, ada yang direbus dua kali. “Saya menggunakan cara yang kedua, dengan merebus biji kedelai sebanyak dua kali,” katanya.

Berikut penjelasan Bang Jarwo tentang cara membuat tempe yang dirangkum suarasurabaya.net:
1. Rendam biji kedelai impor dalam air selama sekitar 2 jam atau sampai bulirnya membesar.
2. Rebus hingga kulit arinya terlihat mulai mengelupas. Tidak perlu sampai mendidih.


Bang Jarwo menuangkan kedelai yang sudah direbus ke dalam keranjang plastik untuk memisahkan kedelai dengan air rebusannya. Foto: Ika suarasurabaya.net

3. Tiriskan di keranjang plastik.
4. Masukkan biji kedelai ke dalam karung lalu injak-injak sebentar dengan kaki yang sudah dicuci bersih. Sesekali siram karung dengan air untuk membantu proses pemisahan biji kedelai dari kulit arinya.


Peserta ikut mencoba memisahkan kedelai dengan kulit arinya. Foto: Ika suarasurabaya.net


Kedelai yang sudah dinjak-injak, kulit arinya terlepas. Foto: Ika suarasurabaya.net

5. Masukkan kedelai ke dalam bak berisi air bersih. Buang kulit arinya dengan cara disaring sedikit demi sedikit dengan keranjang plastik.
6. Rebus lagi.
7. Tiriskan lagi di keranjang plastik.
8. Angin-anginkan sampai kadar airnya berkurang.
9. Campur dengan ragi khusus tempe dengan takaran 1 sendok makan untuk 25 kilogram kedelai. Mengingat suhu udara juga mempengaruhi proses fermentasi, selama musim hujan, jumlah ragi perlu ditambah.
10. Bungkus dalam plastik sesuai takaran yang diinginkan dan diamkan di suhu ruang sekitar 3 hari.

Bang Jarwo menjelaskan alasan tempe produksinya lebih memilih menggunakan biji kedelai impor sebagai bahan baku dibanding kedelai lokal. “Kedelai lokal kurang menarik. Warnanya mangkak (pucat, kurang menarik),” ujarnya.

Satu lagi bocoran darinya. “Berdasarkan pengalaman saya, selama proses pembuatan, biji kedelai tidak boleh terkena minyak atau sabun. Tangan kita (bahkan kaki yang digunakan untuk memisahkan biji kedelai dengan kulit arinya) juga harus bersih,” kata Jarwo.

Anita, seorang peserta, mengaku sangat antusias dengan pelatihan ini. “Sangat bermanfaat. Saya jadi tahu cara pembuatan makanan sehat ini. Sebagai generasi muda, saya berharap bisa ikut mengembangkan tempe agar mendunia,” kata dia.

Workshop ditutup dengan gurih dan renyahnya tempe goreng yang dibumbui bawang, kunyit, garam, dan ketumbar.(iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs