Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar Kepala Divisi Humas Polri membantah tudingan Front Pembela Islam (FPI), kalau polisi pilih kasih dalam menindaklanjuti kasus.
Ormas Islam besutan Rizieq Shihab menilai, polisi lambat menindaklanjuti kasus kekerasan yang dialami anggota FPI. Tapi, kalau FPI melakukan tindakan tegas di tempat yang dianggap sarang maksiat, langsung diproses.
“Kami tidak pernah pilih kasih. Kami selalu memperlakukan sama, imparsial, non diskriminatif dalam pelayanan,” ujar Irjen Boy Rafli Amar di Gedung PTIK, Jakarta, Selasa (17/1/2017).
Juru bicara Polri itu memberi contoh, pihaknya memberikan izin dan melayani beberapa kegiatan massa yang digalang FPI seperti aksi 411 dan 212.
“Pelayanan kepada semua ormas oleh Polri, prinsipnya sama, karena kita semua sama di muka hukum. Semua warga negara punya hak dan kewajiban yang sama,” ujarnya.
Terkait anggapan aparat Polda Jawa Barat melakukan pembiaran waktu massa FPI diserang anggota ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Boy Rafli juga menegaskan kalau itu tidak benar.
“Kami sudah mendapat keterangan dari Kapolda Jawa Barat. Tidak ada pembiaran terhadap aksi ormas yang melakukan penyerangan kelompok ormas lainnya. Kami justru maunya tidak ada konflik,” ujarnya.
Sekarang, Polri mulai memproses laporan dari FPI, untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya bentrokan di Bandung, Kamis (12/1/2017), dan dijadikan pelajaran supaya tidak terulang di kemudian hari.
Sekadar diketahui, bentrokan massa FPI dengan GMBI terjadi, sesudah Rizieq Shihab Pemimpin FPI diperiksa di Markas Polda Jawa Barat, Kamis (12/1/2017), atas dugaan penghinaan Pancasila. (rid/iss/ipg)