Sabtu, 23 November 2024
Meski Toleransi Turun

Anak Muda Tolak Kekerasan dan Bangga atas Kebhinnekaan Indonesia

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Surabaya Outlook 2017 di Fisip Unair membahas intoleransi, radikaisme, dan ekstremisme di mata anak muda Indonesia, Senin (16/1/2017). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Hasil survei Jaringan Gusdurian bersama lnternationai NGO Forum On Indonesian Development (lNFlD) terhadap persepsi generasi muda Indonesia atas radikalisasi dan ekstrimisme cukup positif.

Dari 1.200 responden berusia 15-30 tahun di enam kota besar Indonesia yang diwawancarai, termasuk di Surabaya, 88,2 persen di antaranya sangat tidak setuju dengan kelompok agama yang menggunakan kekerasan.

Beka Ulung Hapsara Manajer Advokasi INFID mengatakan, survei itu dilakukan dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling (sampling error 2.98 persen dengan tingkat kepercayaan 9.596) selama September-November 2016.

Data hasil survei itu menunjukkan, hanya 3,8 persen anak muda yang setuju dengan tindakan kelompok agama tertentu yang menggunakan kekerasan.

“Jadi lndonesia masih bisa optimistis dengan sikap generasi muda yang ada, karena mayoritas anak muda tidak menyukai tindakan radikal dan ekstrim berbasis agama,” ujarnya dalam Surabaya Outlook 2017, di Fisip Unair, Senin (16/1/2017).

Namun, kata Beka, hasil survei itu juga menunjukkan ada kecenderungan penurunan toleransi di kalangan anak muda Indonesia.

Mengenai hal ini, Alissa Wahid Seknas Jaringan Gusdurian mengatakan, “ada dua kecenderungan (anak muda). Satu memandang orang lain sebagai musuh itu lebih kuat, tapi terhadap kekerasan tidak setuju.”

Dua kecenderungan itu, kata Alissa, harus disikapi oleh negara dan seluruh elemen masyarakat dengan lebih arif.

Ada sisi lain hasil temuan survei tersebut, bahwa nilai-nilai kebhinnekaan masih menjadi faktor utama yang membuat anak muda bangga akan Indonesia.

Berdasarkan aspek Nasionalisme, ada sebanyak 94,5 persen responden survei merasa bangga sebagai Warga Negara lndonesia.

Paling banyak (29,7 persen) mereka mengaku bangga akan Indonesia karena keragaman suku dan agama di negara ini yang saling menghormati. Sedangkan 26, 8 persen di antaranya bangga karena masyarakatnya saling membantu.

Sisanya, sebangak 15, 3 persen responden bangga karena alam Indonesia yang indah dan bervariasi; 8,4 persen karena negara yang damai dan melindungi warganya; lainnya menjawab dengan alasan lain atau tidak tahu.(den/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs