Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur memprediksi mahalnya harga cabai akan berlangsung lama. Sebab musim panen cabai di berbagai daerah termasuk di Jawa Timur baru mulai awal Februari mendatang.
Menunggu panen tiba, Disperindag saat ini juga mulai bekerjasama dengan dua BUMN untuk mencari cabai guna menurunkan harga.
“Kita sudah bekerjasama dengan Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk melakukan stabilisasi harga di beberapa pasar di Jatim,” kata Ardi Prasetyawan, Kepala Disperindag Jawa Timur, Selasa (10/1/2017).
Disperindag saat ini sudah mendapatkan pasokan cabai dari Gorontalo dengan harga Rp67 ribu. Cabai ini rencananya akan segera dilepas ke pasaran sehingga bisa menurunkan sedikit harga cabai di Jawa Timur.
Disperindag juga terus berburu cabai di berbagai daerah di Indonesia. Sayangnya, saat ini hanya Gorontalo saja yang memiliki stok cabai. Sementara provinsi sentra cabai lain seperti NTB dan Sulawesi Selatan justru juga kekurangan pasokan.
“Di Jatim sebenarnya ada stok, tapi sangat menipis. Tidak mungkin kami membelinya. Seperti di Pare, Kediri memang ada stok, tapi sedikit. Harganya juga mahal antara Rp75-80 ribu. Makanya, kami akan terus berusaha mencari, karena ini perintah Pak Gubernur untuk melakukan stabilisasi harga,” katanya.
Di Jawa Timur, ujar Ardi, ada 12 sentra produksi cabe yang menjadi andalan diantaranya Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Kediri, Mojokerto, Malang, Probolinggo, Jember, Bondowoso, Banyuwangi dan Madura. Namun sentra-sentara produksi cabai di daerah tersebut saat ini produksinya juga menurun akibat curah hujan yang tinggi.
“Produktifitas panen cabai saat ini menurun antara 60-70 persen. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Jatim, tapi seluruh Indonesia. Makanya cabai saat ini langka, dan akhirnya menyebabkan harga sangat tinggi. Nanti saat musim panen tiba, harga akan kembali normal,” ujarnya.
Menurut dia, selain faktor cuaca, turunnya produksi cabe juga akibat serangan hama. Cabe yang baru berbunga mati, sementara yang sudah tumbuh cabainya diserang penyakit.
“Saat ini rata-rata harga cabai rawit di pasaran Rp90 ribu. Sementara harga cabai merah besar Rp29 ribu dan cabai keriting Rp42 ribu. Cabai rawit selain pengkonsumsinya banyak, cabai jenis ini juga rentan penyakit. Biasanya panen raya itu terjadi pada bulan Februari sampai April,” kata dia. (fik/ipg)