Sabtu, 23 November 2024

Pelapor Maladministrasi di Jatim Lebih Suka Luapkan Emosi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

Agus Widyarta Ketua Ombudsman Perwakilan Jatim mengakui, jumlah laporan maladministrasi yang masuk ke lembaga kontrol pelayanan publik itu pada 2016 turun dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari 351 laporan maladministrasi pelayanan publik pada 2015, menjadi 345 laporan pelayanan publik pada 2016. Agus menduga, penurunan jumlah laporan ini karena perpindahan kantor Ombudsman RI Perwakilan Jatim.

Ombudsman RI Perwakilan Jatim yang sebelumnya berkantor di kawasan Jalan Kayoon, sejak pertengahan 2016 lalu pindah ke Kantor Baru di Jalan Gayungsari Barat 116, Surabaya.

“Saya kira penurunan laporan karena itu. Memang kami juga melayani pengaduan melalui e-mail dan website, tapi ini kan bergantung kecenderungan masyarakat,” ujarnya.

Dia membandingkan dengan lembaga ombudsman di negara lain. Misalnya di Australia, 98 persen laporan yang masuk ke Ombudsman di negara kanguru itu melalui website.

Sedangkan di Indonesia, jumlah pelapor terbanyak, sekitar 60 persen lebih memilih cara lama, yakni datang langsung ke kantor dan melaporkan secara tatap muka.

“Apalagi di Jawa Timur. Pelapor yang datang langsung ke kantor masih 95 persen. Selebihnya melalui e-mail dan website. Karakter orang Indonesia memang begitu. Masih lebih suka menyampaikan laporan sambil meluapkan emosinya,” ujarnya.

Orang Indonesia, kata Agus, juga masih kesulitan menuliskan apa yang sedang dirasakan atau diresahkan. Karena itu juga, dia mengatakan, prosentase jumlah pelapor melalui surel (e-mail) atau website masih sangat kecil.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jumlah laporan terbanyak yang masuk ke Ombudsman Perwakilan Jatim berasal dari pelapor yang tinggal Surabaya, yakni sebanyak 168 laporan.

Selanjutnya, laporan kedua terbanyak datang dari pelapor yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo, yakni sebanyak 35 laporan. (den/rst)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs