Jumat, 22 November 2024

Kepala Enam, M Nuh Ingin Menyebar Kebaikan Melalui BWI dan Dewan Pers

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Mohammad Nuh (kiri) dan Chairul Tanjung (kanan) di acara Tasyakuran Milad ke-60 sekaligus peluncuran tiga bukunya, di Surabaya, Minggu (23/6/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

“Usia 60 itu mau berapa tahun lagi?” Jawab Prof. Mohammad Nuh ketika ditanyai harapannya di masa mendatang, usai menyambut teman-temannya, para undangan di acara Tasyakuran Milad ke-60 sekaligus peluncuran tiga bukunya, di Surabaya, Minggu (23/6/2019).

“Bahasanya, kalau sekarang sudah (waktu) Ashar, sebentar lagi Maghrib. Oleh karena itu yang paling bagus, ya, melakukan kontemplasi. Hasil kontemplasi saya, Saya defisit. Saya defisit kebaikan,” katanya kepada sejumlah wartawan yang mewawancarainya usai acara.

Dia mengatakan, dia memang telah mengurus banyak hal. Mulai dari mengurus sekolah, rumah sakit, dia juga telah menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Tapi dia ingin di sisa umurnya, dia lebih banyak melakukan kebaikan-kebaikan.

“Terutama kebaikan yang memiliki dampak sosial kemasayarakatan yang lebih luas. Kegiatan ibadah personal, bagi saya tetap ada gainnya, tapi kalah besar dengan kegiatan yang memiliki dampak sosial kemasyarakatan. Sehingga mau tidak mau, hasil perenungan saya, saya harus lebih aktif lagi melakukan kegiatan seperti itu,” ujarnya.

M Nuh merasa, di usianya yang sudah kepala enam, dia masih dipercaya menjadi pemimpin Badan Wakaf Indonesia (BWI) periode 2017-2020 dan baru saja terpilih menjadi Ketua Dewan Pers Indonesia adalah takdir dari Tuhan agar dia melakukan lebih banyak kebaikan yang berdampak sosial kemasyarakatan.

“Kenapa saya ditakdirkan mengurusi wakaf dan kenapa saya ditakdirkan mengurusi dewan pers, yaitu supaya nilai-nilai kebajikan itu bisa disebarkan melalui panjenengan (wartawan, red) dan media-media panjenengan. Saya kira seperti itu,” katanya.

Sejumlah tokoh hadir dalam tasyakuran Milad ke-60 Muhammad Nuh dan peluncuran tiga bukunya di Hotel Novotel The Samator Surabaya, Minggu. Sejumlah tokoh di pendidikan, rektor sejumah kampus, juga perwakilan media massa hadir di acara ini.

Tampak hadir memenuhi undangan, Dwi Soetjipto Kepala SKK Migas dan sejumlah tokoh lain, termasuk Erlangga Satriagung teman dan rekan kerjanya sejak masa kuliah di ITS yang kini menjabat Direktur Utama PT Panca Wira Usaha Jatim sekaligus Ketua Umum KONI Jatim.

“Dia (M Nuh,red) itu lengkap. Santun, soleh, cerdas, pintar, baik hati, selalu rendah hati. Dan, nasibnya baik terus. Alhamdulillah. (Mungkin karena, red) beliau tawadhu sekali. Tidak banyak, seorang ahil bidang teknologi, seorang profesor bidang teknologi, tapi agamanya juga sangat mendalami,” ujar Erlangga Satriagung.

Erlangga mengatakan, dia mengenal M Nuh sejak masih kuliah. Sama-sama kuliah di ITS, sama-sama bergiat di organisasi yang sama, di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Erlangga, menurut M Nuh, adalah sosok sahabat yang banyak membantunya dalam hal finansial.

“Jadi saya sejak mahasiswa tingkat dua sudah menjalankan real estate. Bendul Merisi Permai itu, perumahan pertama saya. Ya, Pak Nuh itu komitmennya kuat. Hampir tidak ada yang kurang dari Pak Nuh itu. Kalau beliau cerita banyak didukung teman-teman, Pak Nuh sendiri sebenarnya banyak mendukung teman-temannya,” katanya.

Erlangga mengatakan, salah satu dukungan yang bisa dia berikan ketika M Nuh menjadi Menkominfo dan Mendikbud, adalah dengan tidak mengganggunya saat bekerja.

Support-nya dengan cara tidak mengganggu. Tidak minta proyek. Padahal, kan, proyeknya besar-besar itu, proyeknya triliunan itu, kan. Proyek buku, proyek apa, waktu di Diknas, kan? Support-nya dalam bentuk tidak mengganggu,” katanya.

Hanya satu pesannya kepada M Nuh saat menjadi menteri saat itu. “Sampeyan ojo (Anda jangan) korupsi,” katanya.

Tidak hanya tokoh-tokoh di atas, hadir pula menjelang akhir acara, Chairul Tanjung Bos Trans Corp, salah satu media terbesar di tanah air. Dia sempat berbincang-bincang dengan M Nuh di meja terdepan di dekat panggung ketika para undangan sudah bergiliran pulang.

Pria yang akrab disapa CT itu telah memberikan kata pengantar pada salah satu buku M Nuh berjudul “Menjangkau yang Tak Terjangkau” yang juga diluncurkan hari ini. Karen itu, selain mengucap selamat ulang tahun ke-60, CT berharap pengalaman hidup M Nuh yang tertuang di buku-bukunya menjadi contoh bagi generasi berikutnya.

“Saya kenal Pak Nuh ini cukup lama. Dari sebelum dia belum menjadi apa-apa, jadi saya tahu persis Pak Nuh. Kami bersahabat. Kami pernah sama-sama satu kabinet, kami saling mengisi untuk kebaikan banyak hal,” kata Menteri Koordinator Perekonomian di era Kabinet Indonesia Bersatu II Presiden SBY itu.(den/tin/iss)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs