Sebanyak 20 korban meninggal akibat kebakaran Kapal Motor (KM) Zahro masih di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Musyafak Wakil Kepala Rumah Sakit Polri mengatakan tim Disaster Victim Identification (DVI) bertugas untuk mengidentifikasi korban meninggal dari kecelakaan Kapal Motor (KM) Zahro Express. Sehingga, DVI tidak mencari penyebab kematian para korban tersebut.
“Kita tidak mencari penyebab kematiannya. Kita dari Tim DVI ini untuk mengidentifikasi siapa korban-korban ini. Jadi mohon maaf barangkali yang ingin tahu penyebab kematiannya karena sudah terbakar 100 persen, saya kira teman-teman sudah tahu,” ujar Musyafak di gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (2/1/2017).
Sampai kapan jenasah korban bisa diserahkan ke pihak keluarga, Musyafak menjelaskan kalau itu tergantung dari cepat atau lambatnya keluarga korban menyerahkan data ante mortem untuk mencocokkan dengan korban.
“Tergantung dari cepat atau lambatnya data ante mortem. Yang jelas untuk data post mortem kita sudah laksanakan, sudah selesai sehingga tinggal mencocokkan untuk data ante mortemnya,” kata dia.
Untuk 20 jenasah korban tersebut, menurut Musyafak, secara fisik sudah tidak bisa dikenali karena hangus terbakar. Sehingga, tim DVI melakukan pemeriksaan Post Mortem nya.
“Yang 20 korban secara visual tidak bisa dikenali secara fisik, makanya kita laksanakan pemeriksaan Post Mortem ini dengan standar Disaster Victim Identification (DVI) interpol dengan beberapa fase yang sudah kita laksanakan,” kata dia.
Hari ini, kata Musyafak, dari pihak keluarga sudah banyak yang datang, kemudian yang kemarin datang, hari ini datang lagi untuk menterahkan data ante mortemnya. Kalau tidak ada riwayat gigi, pemeriksaan yang akan dilakukan DVI adalah dengan test DNA.(faz)