Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga menggagas sebuah ide penelitian dengan judul Aplikasi Nanotechnology pada Survival Food. Ide penelitian ini sebagai upaya Meningkatkan Ketahanan Hidup Korban Bencana.
Ningsih Putri Herman (2017) dan Melly Octaviany (2016) yang berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Tya Wahyun
Kurniawati (2017) di bawah bimbingan Ibu Nita Citraari, S.Si., M.T.
Ningsih selaku ketua tim mengatakan, gagasan penelitian itu disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksata (PKM-PE) dan berhasil lolos seleksi pendanaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan tahun 2018-2019.
Penelitian itu, lanjut dia, tercetuskan karena adanya peristiwa korban yang berhasil dievakuasi dalam kondisi bernyawa setelah lebih dari tiga
hari karena meminum urinenya sendiri.
“Hal memprihatinkan tersebut membuat tim merasa harus ada suatu makanan yang mudah dibawa dan mampu meningkatkan ketahanan hidup korban bencana,” ungkapnya, seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net.
Tidak hanya itu, Ningsih juga mengatakan jika aplikasi Nanotechnology pada Survival Food tersebut berupa nanofiber yang disintesis dari Sodium Alginat dan PVA menggunakan metode Electrospinning.
Nanofiber pada Survival Food itu, kata Ningsih, berperan sebagai serat tambahan sehingga dapat meningkatkan kekenyangan serta daya serap makanan dalam tubuh.
“Survival Food pada penelitian ini terdiri dari makanan yang mengandung banyak kalori seperti sagu, cokelat, dan madu,” tuturnya.
Sementara itu, Tya selaku anggota penelitian juga mengatakan, alasan
memilih bahan utama tersebut dikarenakan zat gizi yang tinggi dan juga adanya kandungan khusus yang diperlukan oleh korban bencana.
“Survival Food ini diharapkan dapat menekan angka kematian dengan cara mencukupi dan mengatur asupan energi, meningkatkan rasa kenyang, mengurangi kecemasan/trauma, dan meningkatkan kekebalan tubuh pada korban bencana alam dalam jangka waktu yang lama,” pungkasnya. (dwi/rst)