Jumat, 15 November 2024

Aplikasi Check-Ap, Tanggulangi Masalah Kesehatan pada Anak

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Enggarbela Ogi Intan Pratiwi, Abdul Khamid dan Fitria Hidayanti tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil menciptakan prototype aplikasi untuk menanggulangi masalah kesehatan pada anak. Foto: Istimewa

Enggarbela Ogi Intan Pratiwi, Abdul Khamid dan Fitria Hidayanti tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil menciptakan prototype aplikasi untuk menanggulangi masalah kesehatan pada anak.

Aplikasi tersebut diberi nama “Check-Ap”. Sebuah aplikasi untuk pemeriksaan cepat terhadap kesehatan anak, yang berbasis mobile dengan menggunakan fitur face detector.

Lewat bimbingan Salamun Rohman Dosen Teknik Informatika, aplikasi tersebut dirancang karena banyak anak-anak yang meninggal dunia, hanya karena orang tuanya kurang awas mengenai gejala penyakit yang di derita anak.

“Mereka ingin memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini,” kata Dedy Rahman Prehanto Wakil Dekan Bidang Kemahasiswan Fakultas Teknik Unesa di Surabaya.

“Mereka telah menciptakan sebuah prototype aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan anak,” sambungnya, seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Menurut Dedy, aplikasi tersebut berbasis mobile, karena saat ini hampir semua orang telah memiliki smartphone sehingga dapat digunakan dimana saja.

Apalagi smartphone terkini telah dilengkapi dengan fitur-fitur terbaru yang dapat mendukung pembangunan aplikasi, salah satunya fitur face recognition dan face detector yang dapat mengenali wajah manusia.

Aplikasi Check-Ap, tandas Dedy, dapat melakukan pemindaian wajah anak dengan memanfaatkan fitur face recognition. Dengan demikian, penyakit yang diderita anak dapat terdeteksi dengan cara pemindaian wajah tersebut, serta menemukan gejala melalui lidah, mata dan suhu tubuh.

Lewat aplikasi ini, diharapkan para orang tua akan lebih mudah dalam mengawasi kesehatan dan melakukan pemeriksaan anak secara dini. Selain itu, dapat mengurangi tingkat kematian anak di bawah umur yang semakin meningkat tiap tahunnya.

Sementara terkait prestasi yang kembali diukir mahasiswanya, Dedy menuturkan di era revolusi industri 4.0 mahasiswa tidak cukup hanya mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi.

“Kecerdasan emosional dan spiritual serta karakter berbudi pekerti yang lubur juga menjadi hal yang sangat penting untuk di era yang serba digital dan serba cepat ini,” tuntasnya.(bid/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 15 November 2024
32o
Kurs