Kunjungan wisatawan pada musim libur panjang akhir tahun ke kawasan Gunung Bromo dan kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger Semeru menurun drastis akibat erupsi Gunung Bromo sejak beberapa pekan terakhir.
Ayu Dewi Utari Kepala Balai Besar TNBTS, Jumat (25/12/2015), mengakui angka kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara selama musim liburan ini tidak kunjung meningkat, rata-rata hanya 100 orang per hari.
Padahal jika dalam kondisi normal, jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan TNBTS bisa mencapai 5.000 orang per hari.
“Apalagi dalam momen pergantian tahun seperti sekarang ini, pasti jumlah wisatawan yang berkunjung sangat banyak. Namun, sekarang hanya sekitar 100 orang per hari. Kondisi ini dipengaruhi adanya erupsi Gunung Bromo dan statusnya juga masih siaga,” katanya seperti dikutip Antara.
Oleh karena masih terjadi erupsi Gunung Bromo, lanjutnya, gerak wisatawan pun juga dibatasi hanya sampai di Bukit Pananjakan. “Kemungkinan karena wisatawan tidak bisa mendaki puncak Bromo itulah, akhirnya wisatawan mengalihkan tujuan wisatanya,” ujar Ayu.
Berbeda dengan kawasan Gunung Bromo, kondisi wilayah sekitar Kota Batu justru dipenuhi wisatawan, sehingga terjadi kepadatan arus lalu lintas di beberapa titik. Kendaraan yang lebih banyak berplat nomor luar Malang itu cukup mendominasi jalur-jalu protokol yang akan memasuki tempat wisata.
Titik kemacetan tersebut terjadi di sejumlah ruas jalan protokol, seperti Jalan Dewi Sartika yang digunakan jalur satu arah ke barat, Jalan Oro-oro Ombo baik dari arah ke barat maupun ke timur. “Antrean loket masuk wisata, mengekor di jalan Oro-oro Ombo sampai hampir sepanjang jalan,” kata AKP Waluyo Kasubag Humas Polres Kota Batu, Jawa Timur.
Kemacetan di Jalan Oro-oro Ombo diperparah oleh arus kendaraan yang berputar balik menuju tempat wisata dari arah Jalan Dewi Sartika. Selain itu, titik kemacetan juga terjadi di pertigaan Batu Town Square (Batos). Di jalur tersebut terjadi penumpukan kendaraan dari tiga arah, yakni dari jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro atas dan Jalan Diponegoro dari arah bawah, Jalan Sultan Agung juga mengalami kepadatan arus kendaraan yang menuju wisata museum angkut.
Sejak Rabu (23/12/2015) arus lalu lintas di wilayah Kota Malang maupun Kota Batu padat merayap menuju sejumlah destinasi wisata, khususnya di Kota Batu, seperti Museum Angkut, Jatim Park 1 dan 2, BNS, Selecta, Songgoriti, Coban Rondo, serta wisata petik apel di kawasan Bumiaji, Batu.
Sementara di wilayah Kabupaten Malang, kemacetan arus lalu lintas terjadi mulai dari Lawang, Singosari hingga Karanglo, karena kawasan itu sebagai pintu masuk utama dari arah Surabaya-Pasuruan. Sedangkan di wilayah ibu kota kabupaten, yakni Kepanjen, justru lengang.(ant/dop)