Semburan asap yang bercampur debu vulkanik Gunung Bromo beberapa minggu terakhir ini membuat tempat-tempat penginapan di sekitar area wisata tersebut mengalami penurunan pengunjung sebesar 50 persen.
Padahal, Sholeh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur mengatakan, rata-rata tempat-tempat penginapan di Jawa Timur mengalami kenaikan pada momen-momen liburan akhir tahun seperti saat ini.
“Secara umum semua tempat penginapan di Jawa Timur, terutama area-area wisata di Jatim mengalami peningkatan. Mulai 1 minggu belakangan ini meningkat. Seperti di Malang, Batu, dan Tretes. Kecuali Bromo ya, turun sampai 50 persen karena kondisi gunungnya saat ini sedang kurang aman,” kata Sholeh, Rabu (23/12/2015) di Surabaya.
Melihat kondisi di Bromo saat ini, Sholeh menyarankan kepada para wisatawan agar tetap tidak mencoret Jawa Timur dari tujuan destinasi wisata pada momen liburan akhir tahun ini. Sebab, menurutnya destinasi pariwisata Jawa Timur tidak hanya memiliki Gunung Bromo saja.
“Kita punya (kawah) Ijen, atau kita juga punya Baluran. Saya berharap kepada wisatawan untuk memilih destinasi wisata alternatif selain Bromo. Meskipun kita semua tahu kalau ikon pariwisatanya Jatim itu ya Bromo,” katanya.
Sementara tempat-tempat penginapan di Surabaya sendiri menurut Sholeh tidak terlalu terpengaruh secara signifikan pada momen liburan akhir tahun seperti ini.
“Ya ada peningkatan, tapi tidak terlalu banyak. Karena Surabaya kota bisnis, bukan kota pariwisata,” kata Sholeh.
Sholeh mengatakan wisatawan-wisatawan yang banyak berkunjung ke Jatim selama ini masih didominasi oleh wisatawan lokal.
“Ya karena wisatawan mancanegara kita masih sangat sedikit, cuma sekitar 400.000an. Kalau wisatawan lokal kita kan bisa mencapai 30 jutaan orang,” katanya.(dop/dwi)