Rabu, 27 November 2024

Indonesia Butuh Listrik 35 Ribu Megawatt, Presiden Kumpulkan Investor

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Presiden ketika bertemu dengan investor pembangkit listrik di Istana Negara, Selasa (22/12/2015). Foto: Jose suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden, mengungkapkan urusan listrik sudah menjadi urusan negara bukan urusan PLN lagi.

“Setiap ke daerah, keluhannya sama listriknya byar pet, sehari hidup dua kali mati, karena listriknya kurang,” kata presiden ketika bertemu dengan investor pembangkit listrik di Istana Negara, Selasa (22/12/2015).

Terjadinya pemadaman listrik di banyak daerah, kata presiden, bukan kesalahan menteri atau Direktur Utama PLN, tapi ada problem yang harus diselesaikan.

Dengan pertumbuhan ekonomi, adanya kebutuhan industri dan setelah dilakukan perhitungan, kebutuhan listrik secara nasional adalah 35.000 MW.

Presiden optimis target membangun pembangkit tenaga listrik berkekuatan 35.000 MW bisa terpenuhi, asal izin yang terlalu ruwet dan lama, baik di kementerian, pusat maupun daerah, dipotong.

Pembangunan pembangkit listrik sebesar 35.000 MW adalah kebutuhan. Presiden mengakui bahwa angka itu bukan angka yang kecil. “Setiap hari saya panggil menteri karena tidak mau meleset,” kata presiden.

Presiden menjelaskan bahwa pada bulan Agustus 2015 baru terjadi penandatanganan kontrak sebesar 600 MW. Ketika itu Dirut PLN meyakini dirinya bahwa pada akhir tahun akan terjadi peningkatan penandatangan kontrak. Kini, berdasarkan laporan Dirut PLN akumulasi kontrak yang telah ditandatangani mencapai 17.340 MW.

Bekerja Detil Agar Tepat Waktu

Pada saat memberikan sambutan, presiden melakukan pengecekan secara detil dan berdialog kepada para investor tentang target yang disanggup presiden.

Investor baru menyanggupi penyelesaian pembangunan pembangkit listrik pada tahun 2020. Tapi presiden minta agar dipercepat sampai tahun 2019. “Bila perlu bekerja 24 jam sehari,” kata presiden.

Presiden mengakui bahwa dirinya memiliki informasi mengenai pembangunan pembangkit listrik dari berbagai sumber energi. “Dipikir saya tidak ada yang membisiki. Saya paham, pembangunan pembangkit gas sekian tahun, batu bara sekian tahun, geothermal sekian tahun,” tutur presiden.

Presiden menjelaskan bahwa gaya bekerjanya adalah mengecek satu persatu, mencocokkan target, karena presiden ingin data detil dan segera bekerja di lapangan.

Setelah pembangunan pembangkit listrik, bukan berarti urusan sudah selesai. Tapi masih ada yang harus disiapkan, yaitu persiapan transmisi sepanjang 46.000 km. “Bisa rakyat yang marah pada saya kalau tidak jadi,” ujar presiden.

Untuk itu, presiden akan membantu investor yang memiliki masalah dalam tahap pembangunan pembangkit listrik.

“Semua pihak bekerja keras untuk mewujudkan target pembangunan pembangkit listrik ini dengan adanya listrik, terutama di tempat-tempat terpencil, anak-anak bisa belajar malam hari. Industri kecil bisa bekerja malam hari,” ujar Presiden.

Tampak hadir pada acara ini, Rizal Ramli Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumbar Daya, Sudirman Said Menteri ESDM, Rini Sumarno Menteri BUMN, dan Sofyan Basir Dirut PLN.(jos/iss/tok)

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 27 November 2024
32o
Kurs