Untuk mempermudah pemetaan wilayah dan monitoring progres pembangunan kota, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kini memiliki dua buah pesawat tanpa awak atau drone.
Muhamad Fikser Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kota Surabaya mengatakan, penggunaan drone ini untuk pemetaan wilayah, dokumentasi foto dan video, hingga monitoring progress pembangunan infrastruktur dapat dilakukan dengan mudah dan akurat.
“Untuk dokumentasi foto taman, pedestrian dan pembangunan infrastruktur biasanya menggunakan bantuan crane dari Dinas Kebakaran. Sekarang bisa makai drone dan hasilnya lebih bagus,” kata Fikser, Jumat (18/12/2015).
Tidak hanya itu, drone ini juga difungsikan untuk semua kegiatan kedinasan yang ada di lingkungan Pemkot Surabaya, baik untuk monitoring pembangunan, dokumentasi taman/pedestrian, hingga dokumentasi di kawasan yang susah dijangkau dengan tenaga manusia seperti di kawasan mangrove Wonorejo.
“Drone sudah digunakan untuk dokumentasi di kawasan mangrove Wonorejo, tujuannya untuk pemenuhan stok foto oleh bagian humas sekaligus dijadikan bahan monitoring untuk SKPD terkait,” kata Fikser.
Sanubari Barata tim dokumentasi dari bagian Humas yang juga menjadi pilot pesawat tanpa awak ini menyatakan, bahwa dengan adanya drone, dipastikan ke depan kinerja tim dokumentasi akan lebih maksimal. Jika tim dokumentasi umumnya hanya bisa menjangkau hingga 10-15 meter dari atas tanah, maka dengan bantuan drone, obyek dapat diambil dari dari ketinggian 50-500 meter dari atas tanah.
“Drone yang dimiliki Pemkot memiliki daya terbang hingga ketinggian 500 meter, dengan waktu terbang hingga 15 menit dengan satu baterai,” katanya.(bid/ipg)