Gelontoran barang-barang dari Tiongkok ke Jawa Timur selama ini memang begitu merajalela. Berbagai macam komoditas disalurkan dari negeri Tirai Bambu tersebut ke Jawa Timur.
Biasanya, dua komoditas yang paling banyak digelontorkan Tiongkok ke Jatim adalah mesin-mesin peralatan mekanik serta besi dan baja.
Namun ternyata menurut Sairi Hasbullah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur impor sayur-sayuran Jawa Timur dari Tiongkok juga tinggi.
“Sayur-sayuran Jatim itu 96 persennya berasal dari Jatim. Hampir tidak ada negara lain selain Tiongkok yang masok sayur-sayuran ke Jawa Timur. Nilainya pun juga meningkat dari 22 juta US dollar di bulan Oktober jadi 27 juta US dollar di bulan November 2015. Ada tiga komoditas utama sayur-sayuran Tiongkok yang marak di Jatim yaitu bawang putih, bawang bombay, dan wortel,” kata Sairi, Selasa (15/12/2015).
Selain sayur-sayuran, buah-buahan Tiongkok ternyata juga banyak yang masuk ke Jawa Timur selama ini. Menurut Sairi, 75 persen buah-buahan yang beredar di Jawa Timur berasal dari Tiongkok.
“Banyak yang mengatakan kalau buah-buahan Indonesia banyak berasal dari Thailand. Tapi khusus Jawa Timur, pasokan buah-buahannya banyak berasal dari Tiongkok. Misalnya buah pir, apel, dan jeruk. Padahal di Jember juga banyak jeruk kan,” ujar Sairi.
Menurut Sairi, fakta ini harusnya bisa ditelaah lebih jauh oleh pihak-pihak yang memegang kepentingan. Sebab, dampaknya tidak baik bagi perekonomian di Jawa Timur sendiri.
“Ya ini tidak bagus di neraca pembayaran kita (Jatim). Para pemegang kepentingan di sini harusnya bisa mencermati kondisi ini lebih jauh lagi,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, nilai impor Jawa Timur pada bulan November 2015 mencapai 1.499,70 juta US dollar atau naik 6,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sairi Hasbullah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mengatakan, Tiongkok masih menjadi negara asal barang impor tertinggi di Jatim.
Sedangkan nilai ekspor provinsi Jawa Timur pada bulan November 2015 mengalami penurunan sebesar 8,11 persen. Nilai total ekspor Jatim pada bulan November senilai 1,29 miliar US dollar, padahal di bulan Oktober 2015 Jatim mampu menghasilkan ekspor senilai 1,40 miliar US dollar.(dop/ipg)