Penyakit hepatitis A belum lama ini cukup ramai diperbincangkan media tanah air, setelah merebaknya kasus 28 mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terinfeksi hepatitis A.
Sebenarnya, penyakit yang disebabkan virus hepatitis A (HAV) ini bisa dicegah, antara lain dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menurut Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K) Regional Coordinator di WHO South East Asia Regional Office.
“Promosi kesehatan diberikan kepada masyarakat, tentang sanitasi yang baik, kebersihan perorangan meliputi cuci tangan secara benar, pembuangan tinja di jamban yang bersih. Lalu, penyediaan air bersih, ” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang dilansir Antara, Minggu (13/12/2015).
Lebih lanjut, menurut Tjandra, kejadian luar biasa (KLB) terjadi dengan pola common source (dari orang ke orang), umumnya terjadi pada pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk, hygiene rendah.
Gejala dan masa penularan Virus hepatitis A (HAV) termasuk famili picornaviridae genus hepatovirus yang merupakan RNA virus positif. Virus ini ditemukan pada tinja dan mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala. Virus kemudian berkurang secara cepat setelah timbulnya gejala disfungsi hati timbul bersamaan setelah munculnya sirkulasi antibodi HAV dalam darah.
Setiap orang rentan mengalami infeksi virus HAV. Mereka yang terinfeksi umumnya akan mengalami sejumlah gejala, yakni demam, malaise (lemah, lesu), anoreksia dan gangguan abdominal serta ikterus.
Tjandra mengungkapkan, masa infeksi virus maksimum terjadi pada hari terakhir dari separuh masa inkubasi (7-25 hari) dan berlanjut setelah timbulnya ikterus (puncak aktifitas aminotransferase pad kasus an-ikterik).
“Sebagian besar kasus kemungkinan tidak menular pada minggu pertama setelah ikterus. Ekskresi virus mell tinja paling lama terlaporkan adalah 6 bulan terjadi pada bayi dan anak. Ekskresi kronis pada HAV tidak pernah terlaporkan,” tutur dia.
Penanganan Penderita Penderita perlu mendapatkan pengobatan yang sifatnya spesifik, termasuk istirahat dan konsumsi makanan bergizi, untuk meningkatkan daya tahan tubuh Menurut Tjandra, penderita hepatitis A bisa saja diisolasi bila memang diperlukan. Lalu, disinfeksi serentak perlu dilakukan terhadap bekas cairan tubuh penderita.
Penanggulangan Wabah
Setelah kasus hepatitis A diketahui. Petugas kesehatan sebaiknya melakukan investigasi apakah penularan terjadi dari orang ke orang atau common source cari populasi yang terpajan, bila ditemukan sumber infeksi segera dimusnahkan, misalnya kaporisasi pada air yang tercemar.
Selain itu, untuk pencegahan perorangan, lakukanlah upaya khusus untuk meningkatkan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan untuk mengurangi kontaminasi makanan dan air dengan tinja.(ant/iss)