Sabtu, 23 November 2024

Introspeksi Diri, KPU Evaluasi untuk Pilwali Lima Tahun Lagi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Nurul Amalia Komisioner KPU Surabaya menunjukkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilwali 2015. Foto: Abidin/Dok. suarasurabaya.net

KPU Kota Surabaya mengakui bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilwali Surabaya 2015 masih rendah. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar penyelenggaraan Pilwali lima tahun lagi lebih baik.

Nurul Amalia Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Teknis dan Data mengatakan, KPU sudah melakukan segala upaya. Sosialisasi baik melalui media sosial, media massa cetak, elektronik, aplikasi permainan, juga tatap muka.

“Apapun sudah kita lakukan dengan harapan masyarakat pemilih datang ke TPS. Tapi yang menyebabkan masyarakat tidak datang bukan karena mereka tidak tahu,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Jumat (11/12/2015).

Justru menurutnya, masyarakat yang tidak memilih merasa sudah tahu dan punya ukuran sendiri mengenai masing-masing pasangan calon.

“Akhirnya mereka menganggap, sama saja, memilih atau tidak memilih. Perlu penelitian lebih dalam, ya, kenapa kok kecenderungan pilwali selalu seperti ini,” katanya.

KPU telah berintrospeksi, para penyelenggara pemilu ini kendala dalam hal sosialiasi. Sehingga waktu sosialiasi terlambat dibandingkan dengan di daerah lain.

“Karena saat itu belum ada kepastian. Pencalonan yang agak berkasus, ya. Kami akhirnya bingung mau sosialisasi apa enggak. Memang ada sedikit permasalahan di situ,” ujar Nurul.

Sementara di daerah lain sosialisasi sudah dilakukan sejak awal tahapan, KPU Kota Surabaya sempat stagnan untuk beberapa waktu karena pendaftaran pasangan calon.

Beberapa hal yang perlu dilakukan agar Pilwali lima tahun lagi lebih baik, kata Nurul, perlu adanya kerjasama antara penyelenggara dengan peserta.

“Antar penyelenggara misalnya. Panwaslu, ke depan tidak hanya mengawasi. Tapi juga menyukseskan agar masarakat lebih peduli dan datang ke TPS. Itu penting juga,” katanya.

KPU juga mengharapkan masukan dari masyarakat, barangkali ada cara yang lebih jitu agar mereka datang ke TPS dan turut berpartisipasi.

Tidak hanya itu, Nurul mengatakan, Parpol juga perlu dilibatkan. Tidak hanya yang memiliki kepentingan saja, melainkan seluruh partai politik turut mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya.

“Seperti di Pileg atau Pilpres, seluruh parpol dan calon ramai-ramai mendorong masyarakat untuk datang ke TPS. Dengan begitu, hasilnya mungkin lebih menarik,” ujarnya.

Terkait rendahnya partisipasi, kata Nurul, akan menjadi salah KPU kalau masyarakat tidak tahu bahwa sedang diadakan pemilu.

“Tapi faktor mereka tidak datang sebenarnya lebih besar dari diri mereka masing-masing,” ujarnya. (den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs