Mereka yang memakai jenis ganja sintetis umumnya menunjukkan perilaku tidak suka air, kata Kombes Pol Slamet Pribadi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN).
“Dari temuan 37 jenis narkotika baru, nomor 34 dan 35 itu ganja sintetik. Mereka yang pakai biasanya badannya kurus, tidak suka air, nafsu makan berkurang,” katanya seperti dilansir Antara, Jumat (11/12/2015).
Selain itu, ia menuturkan, pengguna ganja sintetis juga sulit berkonsentrasi, terutama saat berkendara, sehingga berisiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas.
Pada November 2015 Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso Kepala BNN mengungkapkan, adanya 541 narkotika jenis baru.
Dari jumlah itu, sebanyak 37 narkotika diketahui beredar di Indonesia dan telah masuk laboratorium BNN. Salah satu jenis yang cukup ramai dibicarakan beberapa bulan terakhir ialah ganja sintetis.
BNN menemukan bahwa ganja sintetis mengandung bahan kimia yang sangat besar dan memberikan efek ketagihan sangat tinggi dibandingkan ganja biasa, setelah sekali memakainya. Jenis ganja itu banyak beredar di kalangan remaja.
“Penggunanya kebanyakan remaja, karena harganya lebih murah,” tutur Slamet.
Ukuran kecil jenis ganja berbentuk bubuk halus itu, menurut dia, umumnya dijual seharga sekira Rp200 ribuan, sehingga jauh lebih murah dibanding sabu yang mencapai Rp1 jutaan.
Data BNN pada Juni 2015 memperlihatkan, sekitar 4 juta atau 2,18 persen penduduk Indonesia berumur 10 hingga 58 tahun menjadi penyalahguna narkoba.(ant/iss/ipg)