Soekarwo Gubernur Jawa Timur memastikan krisis pasir yang saat ini dialami Jawa Timur tidak akan berlangsung lama. Berbagai upaya juga telah dilakukan sehingga krisis yang terjadi akibat tragedi tambang pasir berdarah di Lumajang ini juga bisa segera diatasi.
“Seluruh forpimda (forum pimpinan daerah), mulai Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, Dandim Lumajang tadi bertemu dengan saya prinsipnya krisis ini harus segera diatasi,” kata Soekarwo, usai memimpin pertemuan tertutup membahas krisis pasir di Kantor Gubernur Jawa Timur, Rabu (2/12/2015).
Dalam pertemuan itu juga telah disepakati untuk mempermudah dan mempercepat proses perizinan penambangan pasir yang selama ini terpaksa ditutup akibat tragedi tambang berdarah di selok awar-awar Lumajang.
Untuk saat ini, kata Pakde Karwo, setidaknya telah ada 15 perusahaan tambang besar yang sudah diperbolehkan kembali melakukan penambangan. “Kita sudah tertibkan perizinannya dan 15 ini sudah beroperasi,” ujarnya.
Soekarwo berharap, krisis ini segera tertangani sehingga suplay pasir dari Lumajang bisa kembali normal maksimal hingga akhir tahun 2015 ini.
Di tempat yang sama, Dewi J Putriatni, Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Jawa Timur mengatakan saat ini pihaknya juga sedang mempercepat perizinan untuk tiga perusahaan.
“Diharapkan dengan tambahan tiga perusahaan berarti nanti ada 18 perusahaan yang mulai menambang sehingga bisa kembali menyuplay kebutuhan pasir,” ujar Dewi.
Dari hasil pertemuan kali ini, kata Dewi, juga telah disepakati jika mulai hari Kamis (3/12/2015) besok, Dinas ESDM beserta Pemerintah Kabupaten Lumajang akan bekerja nonstop untuk mempercepat proses legalisasi pertambangan khusus pasir bangunan.
Diharapkan pada hari Senin (7/12/2015) seluruh perizinan sudah ada di tangan Gubernur dan bisa langsung ditandatangani. “Tadi ada Kapolres, Dandim, juga Bupati semua setuju untuk mempercepat proses ini. Tapi tentu dengan pengawasan ketat,” ujarnya.
Selain mempercepat proses perizinan tiga tambang baru, saat ini juga sedang dalam proses perizinan tujuh tambang baru. Untuk tujuh tambang baru ini prosesnya agak rumit karena berada di area perhutani sehingga membutuhkan persetujuan dari Kementerian Kehutanan.
Dewi juga mengatakan, percepatan ini juga untuk mengantisipasi adanya ancaman banjir di sepanjang aliran sungai yang ada di Lumajang. “Saat ini kondisi sungai-sungai di Lumajang penuh karena adanya gelontoran pasir dari Gunung Semeru,” kata dia.
Sekadar diketahui, akibat krisis pasir yang saat ini melanda Jawa Timur, seluruh proyek yang membutuhkan beton kualitas baik yaitu K400 terpaksa terhenti. Beberapa proyek yang terhenti diantaranya adalah tiga jalan tol yaitu tol Gempol-Pasuruan, kemudian tol Surabaya-Mojokerto, serta Mojokerto-Kertosono.
Bahkan tol Surabaya-Mojokerto harusnya bisa dioperasikan pada Oktober lalu, namun hingga saat ini pembangunannya terhenti karena tidak adanya suplay pasir.
Selain tol, pembangunan perkantoran, apartemen serta gedung-gedung pencakar langit juga terhenti akibat tidak adaya suplay pasir. (fik/rst)