Sabtu, 23 November 2024

Hasil Investigasi, KNKT Rekomendasikan AirAsia Melatih Pilot Bertindak Cepat

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Penarikan bangkai pesawat AirAsia QZ8501. Foto: BBC

Berdasarkan hasil investigasi melalui black box dan flight recorder, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merekomendasikan AirAsia, maskapai penerbangan, maupun Air Bus, pabrik pembuat pesawat, agar melatih para pilot dapat bertindak cepat saat pesawat mengalami gangguan.

Khusus untuk AirAsia, KNKT juga merekomendasikan agar maskapai penerbangan tersebut melakukan perawatan pesawat secara rutin, sehingga kerusakan sekecil apapun bisa terdeteksi sejak dini.

KNKT dalam siaran persnya di kantornya, Selasa (1/12/2015) menyimpulkan, penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di lautan Kalimantan pada 28 Desember 2014, akibat kerusakan beruntun pada pesawat.

Pesawat yang mengangkut 162 penumpang dan awak pesawat itu jatuh saat akan terbang ke Singapura.

Hasil investigasi tim KNKT mencatat, sedikitnya empat kerusakan sistem yang dialami pesawat dalam 12 menit setelah pesawat meninggalkan Bandara Juanda Sidoarjo.

Nucahyo Utomo Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Transportasi Penerbangan KNKT mengatakan, kerusakan itu terjadi pada komponen pengendali pesawat dan komputer elektronik yang mendadak mati, serta radar di ekor pasawat.

“Pesawat seperti normal dan pramugari merasakan pesawat masih dalam cuaca buruk, agak bergetar. Nah bergetarnya ini karena sayap mengalami stall atau kehilangan daya angkat. Pesawat tidak bisa ditukikkan ke bawah karena yang di belakang sini sudah tidak ada daya angkatnya,” katanya.

Menurut Nurcahyo, pilot terus berusaha mengendalikan pesawat yang posisinya mulai miring. Akibat tidak berfungsinya alat pengendali pesawat, pilot tidak dapat menaikkan atau menurunkan moncong pesawat agar pesawat kembali pada posisi normal. “Namun upaya ini gagal, pesawat jatuh dalam posisi seperti dalam keadaan terbang,” katanya.(jos/iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs