Kongres ke XV Gerakan Pemuda Ansor di Pondok Pesantren Pandanaran Yogyakarta, 25-28 November 2015 diperkirakan akan menjadi ajang pertarungan dua kelompok muda yang memiliki kemauan berbeda.
Ada kelompok yang tidak menghendaki GP Ansor dipimpin politisi agar ansor tidak menjadi alat atau kendaraan politik partai tertentu.
Satu kelompok lagi menyerahkan nasib GP Ansor kepada peserta kongres seperti yang berjalan selama ini.
Kelompok kedua ini berpendapat yang berpoitik kan individunya seperti Nusron Wahid ketua umum GP Ansor sekarang yang akan segera mengakhiri masa jabatannya. Sedangkan ansornya tetap netral.
Dari bursa kandidat ketua umum, muncul beberapa nama yang mendapat dukungan dari beberapa Pengurus Wilayah (PW) dan Pengurus Cabang (PC).
Tiga Pengurus Wilayah GP Ansor Aceh, Banten dan PW Kalimantan Barat memohon KH. Abdussalam Shohib untuk menjadi Ketua Umum GP Ansor.
“Besar di lingkungan pondok pesantren dan bukan politisi,” ujar Samsul B Ibrahim Ketua PW GP Ansor Aceh.
GP Ansor butuh sosok seperti beliau yang mampu berkomunikasi antara elite politik, kiai pesantren dan kader di berbagai wilayah. “Juga sesuai dengan misi NU sekarang ini dengan mengusung Islam Nusantara dan Hari Santri,” kata ketua Aceh dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net.
Nusron Wahid ketua umum GP Ansor sudah memastikan tidak akan mencalonkan diri. Dia akan istikhomah mengurus NU dan tugasnya sebagai Kepala P2PJTKI.
Soala siapa yang akan menjadi calon ketua umum, Nusron menyerahkan sepenuhnya pada kongres yang malam ini akan dibuka Imam Nahrowi Menpora serta dihadiri KH Said Aqil Siroj ketum PBNU.
Kata Nusron, selain kiai muda Abdussalam Sohib, masih ada kandidat lain termasuk adeknya Gus Yahya Stakub yang sekarang menjadi anggota DPR RI yakni Yaqud Cholil Qoumas. “Biarkan, para kandidat itu bertarung secara sehat dan demokratis,” kata nusron. (jos/dwi)