Penyebaran kuantitas dan kualitas guru di Indonesia masih belum merata. Pulau Jawa masih menempati peringkat pertama, diikuti Pulau Sumatera, Kalimantan, baru wilayah Indonesia bagian timur lainnya.
Anita Lie, Penasehat Dewan Pendidikan Jatim kepada Radio Suara Surabaya, mengatakan, hingga kini, para guru masih enggan ditempatkan di daerah terpencil meski ada tunjangan khusus.
“Sekalipun Student Teacher Ratio (STR) sudah satu banding limabelas, tapi penyebaran guru masih belum merata. Masih terkonsentrasi di tempat yang disukai, seperti Jawa,” katanya, terkait peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh tiap 25 November.
Terkait mutu guru, kata Anita, guru yang nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) di atas rata-rata nasional, biasanya berada di Jawa-Bali. “Sumatera, Kalimantan masih lumayan. Tapi makin ke timur, seperti di Sulawesi dan Maluku, yang nilainya di bawah rata-rata ternyata lebih banyak daripada yang di atas rata-rata,” ujarnya.
Karena itu, selain UKG dan sertifikasi, Anita menyarankan para guru bisa mengikuti pembinaan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) melalui Dikti, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Kelompok Kerja Guru (KKG).
“Saat ini di Indonesia belum ada program untuk pengembangan profesionalisme guru. Seperti di Singapura contohnya, dalam setahun, seorang guru harus mengikuti pelatihan selama 100 jam di perguruan tinggi, seminar atau konferensi,” katanya.(iss/ipg)