Pasca dicoretnya pasangan calon nomor urut 1 Choirun Nisa – Arifudinsyah dari peserta Pilkada Mojokerto 2015, ribuan santri dan ibu-ibu muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar istighosah di depan kantor KPU Kabupaten Mojokerto, Selasa (17/11/2015) pagi. Mereka menuntut agar KPU membatalkan pencoretan tersebut.
Dari pantauan Bagus Muslihin reporter Radio Maja Mojokerto, sebelum tiba di depan kantor KPU di jalan RA. Basuni Sooko pukul 09.45 WIB, mereka menggelar istighosah terlebih dahulu di kantor PCNU Kabupaten Mojokerto, dilanjutkan dengan aksi long march sejauh 1 km.
Puluhan santri dan santriwati yang ikut dalam aksi tersebut meneriakkan dukungan terhadap cabup tercoret Nisa-Syah sambil membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisi tulisan diantaranya; “Keputusan KPU Cacat Hukum”, “KPU Jangan Sampai Masuk Angin”, “Tunda Pilkada Mojokerto”.
Ribuan relawan Nisa tersebut langsung memadati badan jalan RA Basuni Sooko dan menggelar istighosah, dilanjut orasi. “Keputusan KPU cacat hukum. Kalau Bu Nisa dicoret sama saja ini Pilkada dagelan,” teriak Anton Fatkurrohman salah satu orator.
Sementara, selain menggelar orasi dan istighosah di depan kantor KPU, sejumlah perwakilan relawan Nisa dipersilakan masuk untuk menggelar perundingan dengan komisioner KPU, diantaranya KH Syihabul Irfan Arief yang tidak lain suami dari calon tercoret Choirun Nisa.
Aksi demo ini berdampak pada lajur lalu lintas, jalan RA Basuni Sooko dari arah Kota Mojokerto menuju Jombang ditutup.
Seperti diinformasikan, paslon nomor urut 1 Choirun Nisa-Arifudinsyah dicoret dari peserta Pilkada Mojokerto 2015. Pencoretan itu setelah salah satu paslon menggugat ke MA soal surat rekom DPP PPP kubu Djan Faridz yang diduga palsu. (bag/dwi/rst)