Sabtu, 23 November 2024
Karyanya Tercatat di Guinness Book of Record

Darmawan Utomo Memulai Karirnya dari Atap

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Darmawan Utomo (kiri), dikukuhkan sebagai Konsul Kehormatan Belarusia untuk Surabaya di Ballroom Shangri-La Hotel, Senin (16/11/2015) malam. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Darmawan Utomo, Konsul Kehormatan Belarusia untuk Surabaya yang baru saja dilantik hari ini memulai karirnya di bidang industri atap (roofing). Melalui inovasinya, dia telah meraih berbagai penghargaan.

Dengan bendera PT Utomodeck Metal Works, pria kelahiran Probolinggo tahun 1951 silam ini membuktikan bahwa untuk meraih kesuksesan, fokus di satu bidang itu sangat diperlukan.

“Waktu kecil saya juga tidak ada cita-cita, besok mau jadi pengusaha atap,” kata putra almarhum Firdaus ini kepada suarasurabaya.net.

Darmawan mengatakan, dia juga tidak mewarisi usaha ayahnya yang pernah bergonta-ganti usaha. Dia justru membidani sendiri usahanya.

Inovasi Mobile System Roofing yang dia buat memberikan dirinya nilai tambah dalam dunia bisnis konstruksi yang dia geluti.

Dia telah menciptkan sebuah sistem yang memungkinkan bangunan atap bahan metal tanpa sambungan.

Dua kali dia mendapatkan penghargaan karya konstruksi Indonesia secara berturut-turut atas inovasinya ini.

Penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum RI ini dia dapat pada tahun 2014 dan 2015. Keduanya sebagai pemenang pertama.

Tidak hanya itu, suami Lindawati Utomo ini telah mendapatkan penghargaan Guinness Book of Record atas karyanya.

“Saya membangun atap metal untuk gudang batu bara sepanjang 200 meter tanpa sambungan,” kata Darmawan.

Karyanya itu tercatat dalam Guinness Book of Record sebagai atap metal terpanjang di dunia.

“Kita (Bangsa Indonesia) itu sebenarnya tidak kalah dengan negara lain. Asalkan mau berinovasi,” ujarnya.

Inovasi, kata Darmawan cukup dengan mengetahui apa masalah yang sedang dihadapi, dan tahu solusinya bagaimana solusinya.

“Solusi itu yang kita patenkan. Bisa kaya kok, kan Indonesia ini sudah ada regulasi yang melindungi karya seseorang,” kata Darmawan.

Pebisnis yang memulai usahanya di Surabaya sejak 1978 ini mengatakan, seharusnya masing-masing Pemerintah Daerah di Indonesia mendorong para pemudanya untuk berinovasi.

“Misalnya dengan lomba-lomba inovasi. Jangan hanya untuk pelajar,” katanya. Dia menyarankan motivasi dan dorongan untuk inovasi itu juga terbuka secara umum.

“Kan inovasi itu tidak hanya mereka yang tingkat pendidikannya tinggi yang bisa melakukan,” katanya.

Darmawan Utomo mengaku, dia sendiri adalah pebisnis yang tingkat pendidikannya dalam lembaga sekolah terbilang rendah.

“Saya ini tidak sampai SMA kok,” kata ayah Anthony dan Franky ini. (den/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs