Pencoretan Choirun Nisa-Arifudinsyah (Nisa-Arif) pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto ditengarai akan menimbulkan ketegangan politik. Untuk itu personel gabungan diterjunkan guna menjaga ketat Kantor KPU Kabupaten Mojokerto usai pengumuman pencoretan, Sabtu (14/11/2015).
AKBP Budhi Herdi Susianto Kapolres Kabupaten Mojokerto mengatakan, sebanyak 1.700 personel gabungan dari Polres Kabupaten Mojokerto, Porles Mojokerto Kota, Kodim 0815, dan BKU Brimob Madiun, BKU Brimob Sidoarjo, dan BKU Brimob Surabaya dikerahkan untuk menjaga keamanan pasca keputusan pencoretan pasangan Nisa-Arif oleh KPU Kabupaten Mojokerto.
Pantauan Bagus Muslikhin Reporter Radio Maja FM, baik Ketua maupun Komisioner KPU Kabupaten Mojokerto, setelah mengumumkan pencoretan Nisa-Arif, pulang dari Kantor KPU dengan pengawalan dari pihak kepolisian.
Penjagaan ini, kata AKPB Budhi, untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan sebagaimana yang pernah terjadi pada Pilkada 2010 lalu. Ini karena kedua pasangan calon yang sedang bersengketa merupakan pasangan petahana periode 2010-2015 yang kemudian mencalonkan diri dengan kendaraan partai yang berbeda dan bersama pasangan masing-masing.
KPU Kabupaten Mojokerto memutuskan mencoret pasangan Nisa-Arif setelah menerima Amar Putusan Kasasi dari Mahkamah Agung (MA) yang meluluskan gugatan Tata Usaha Negara (TUN) yang dilayangkan oleh pasangan calon Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi (MKP-Ipung) atas keabsahan pasangan Choirun Nisa-Arifudinsyah.
Pencoretan pasangan calon nomor urut satu ini bermula dari Sengketa TUN atas surat rekomendasi dukungan dari DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Farid untuk pasangan Nisa-Arif merupakan hasil rekayasa. Pasangan KMP-Ipung mengklaim nomor rekomendasi dari DPP PPP Djan Farid untuk pasangan Nisa-Arif adalah nomor rekomendasi untuk pasangan calon bupati Banyuwangi. (den)