Sabtu, 23 November 2024

Kisah Dahlan Lakukan Dua Kali Stem Cell

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Dahlan Iskan menceritakan pengalamannya melakukan Stem Cell di depan Nila Moelok Menkes dalam Seminar di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Stem cell disebut juga sel punca atau sel induk merupakan pengobatan regenerative (Regenerative medicine) yang sejak 2010 dikembangkan oleh RSUD Dr Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) dalam Instalasi Bank Jaringan.

Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN adalah salah satu orang yang mencoba dan merelakan tubuhnya menjadi bahan riset manfaat stem cell ini. Dalam sebuah Symposium di RSUD Dr Soetomo, Dahlan menceritakan pengalamannya.

“Waktu saya jadi menteri, saya memang mengundang Universitas-universitas, satu Minggu satu universitas. Universitas Airlangga salah satunya yang mengirim 12 orang ke ruang kerja saya. Kemudian saya tanya apa saja temuan mereka yang tidak hanya berhenti di penelitian, tapi bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Dahlan di depan peserta seminar, Sabtu (14/11/2015).

Waktu itu, kata Dahlan, tim Unair menyodorkan stem cell. Kebetulan sekali, dua tahun sebelumnya, Dahlan memang sudah rutin berkomunikasi dengan Profesor di Jerman dan akan melakukan Stem cell di sana.

“Kemudian, saya sengaja berangkat ke Jerman karena saya diisukan jadi Menteri, maka saya lari dengan alasan pengobatan. Saya ingin stem cell, saya sudah ceck in, bagasi saya sudah masuk pesawat, saya sudah di ruang tunggu. Tapi, saya dapat telpon dari Sekretariat Kabinet bahwa saya diminta jadi menteri,” kata Dahlan.

Karena posisinya menjadi pejabat negara, dia kemudian mengurungkan niat untuk melakukan stem cell di Jerman.

“Karena saya jadi menteri, tentu tidak sopan kalau saya menjalani stem cell di luar negeri. Sepatu pun saya tidak berani memakai sepatu dari luar negeri. Kalau sekarang berani lagi, tapi milih yang hurufnya N, karena istri saya namanya Nafsiyah,” kata Dahlan disambut tawa peserta.

Setelah pertemuan dengan tim Unair itu, Dahlan kemudian tergerak untuk ikut terjun langsung dalam program stem cell. Dia mengatakan, untuk membuat orang percaya manfaat stem cell, maka harus ada yang berani berkorban menjalankan itu.

“Saya bilang akan menjadi orang yang akan menjalankan stem cell di Surabaya. Saya tidak peduli nanti saya selamat atau tidak selamat,” kata Dahlan.

Namun, waktu itu Dahlan sudah memperhitungkan, bahwa Stem cell yang dia jalani diambil dari darahnya sendiri atau Autologus. Dia mencerna, bahwa jika dari darah sendiri, secara logika tentu rasa penolakan itu kecil.

“Jadi, waktu itu saya yakin pasti akan selamat. Seandainya tak berhasil tidak apa-apa karena murah biayanya,” ujarnya.

Setelah melakukan stem cell, reaksi tubuh yang didapat Dahlan positif. “Ternyata tidak terjadi apa-apa pada tubuh saya. Apakah itu panas atau meriang. Tubuh saya seger-seger saja, itu sudah terjadi dua tahun yang lalu,” katanya.

Stem Cell Kedua Lebih Muda dan Energik

Dua bulan sebelum Dahlan berhenti dari Menteri. Dia bercerita bertemu dengan Mahathir Mohamad mantan Perdana Menteri Malaysia dalam acara di Jakarta. Penampilan Mahathir sangat berbeda dari pertemuan 4 tahun sebelumnya.

“Empat tahun sebelumnya saya ketemu pak Mahathir di Kuala Lumpur dalam keadaan sakit. Waktu itu untuk jalan menuju ke tempat saya aja harus dipapah,” katanya.

Dahlan merasakan hal berbeda dari penampilan Mahathir ketika bertemu di Jakarta. “Beliau bisa ceramah selama satu jam dengan berdiri dan enerjik sekali. Kemudian melayani tanya jawab satu jam. Dalam hati saya merasa kok beda sekali,” katanya.

Rasa penasaran Dahlan tidak padam. Satu bulan kemudian, dia pergi ke Kuala Lumpur untuk menggali informasi apakah performa Mahathir yang enerjik itu karena melakukan pengobatan stem cell.

“Saya nguping-nguping di Kuala Lumpur, ternyata betul pak Mahathir menjalani stem cell jenis tertentu. Berbeda dengan yang saya jalani. Yang saya jalani itu membuat lebih muda. Tapi, pak Mahathir lebih muda dan lebih energik,” katanya.

Mendapat jawaban itu, kemudian Dahlan pulang ke Surabaya dan meninformasikan kepada dr Purwati salah satu tim dokter Stem cell di RSUD dr Soetomo. Dia bertanya pada dokter, apakah bisa menjalani stem cell yang sama dijalani Mahathir Muhamad.

“Dokter Purwati bilang, di Surabaya bisa tidak usah ke Jerman. Lalu, saya mencoba Stem cell untuk kedua kalinya setahun lalu,” katanya.

Setelah menjalani stem cell sebanyak dua kali, ternyata tubuh Dahlan tidak mengalami kendala dan baik-baik saja.

“Saya lebih muda atau tidak saya tidak tahu. Hanya saja, tadi ibu Menteri (Menkes) bilang, kok pak Dahlan lebih muda sekarang,” kata Dahlan menirukan Nila Moeloek Menkes yang juga hadir di acara itu.

Dalam kesempatan ini, Dahlan juga minta agar pemerintah memberi kepercayaan tim Stem cell di Surabaya serta melindungi mereka secara hukum. Karena saat ini banyak profesor asing berbondong-bondong ke Jakarta untuk membuka praktik semacam ini dengan harga Miliaran.

“Saya percaya penuh dengan Stem Cell di Surabaya. Saya bersedia setiap bulan menjadi bahan riset. Saya tes darah sendiri dengan biaya sendiri. Hasilnya, saya kasihkan ke tim stem cell untuk dianalisis,” katanya.(bid/fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs