Jumat, 22 November 2024

Puluhan Lansia Dilaporkan Hilang ke Suara Surabaya Media Selama 2019

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Pak Yo (dua dari kiri) akhirnya berjumpa dengan keluarga. Foto: Catur Ardianto via WA SS

Sejak Januari sampai Juli 2019, Suara Surabaya Media mencatat ada sebanyak 28 orang penderita demensia (pikun) yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. Sejumlah dari mereka pada akhirnya berhasil ditemukan dan berjumpa kembali dengan keluarganya berkat kepedulian pendengar Radio Suara Surabaya maupun Netter Facebook e100.

Berdasarkan data yang dihimpun dari database pelaporan di radio dan unggahan di media sosial Suara Surabaya Media, mereka yang dilaporkan hilang adalah orang lanjut usia (lansia). Usianya antara 65 tahun sampai 75 tahun. Sebanyak 18 orang di antaranya laki-laki, sedangkan 10 orang lainnya perempuan.

Beberapa di antara mereka yang telah berhasil dipertemukan kembali dengan keluarganya adalah Pak Yo (Paeran), 70 tahun, dan Herman Arliyanto, 74 tahun. Keduanya ditemukan setelah kerabat atau kenalannya mendengarkan laporan tentang penemuan orang hilang di Radio Suara Surabaya atau melihat unggahan di Facebook e100.

Pak Yo atau Paeran ditemukan oleh Catur Ardianto pendengar Radio Suara Surabaya yang tinggal di Jalan Lebak Arum, Surabaya, 11 Mei 2019 lalu. Catur saat itu mengudara di radio melaporkan bahwa dirinya melihat seorang kakek yang berjalan gontai di dekat rumahnya. Dia laporkan juga bahwa Pak Yo ini pikun dan tidak membawa kartu identitas apapun.

Pariyem salah seorang pendengar lain lantas mengudara. Perempuan ini selanjutnya diketahui anak dari kakek yang ditemukan oleh Catur. Perempuan itu mengaku tahu tentang informasi keberadaan orang yang mirip ayahnya dari tetangga yang mendengarkan Radio Suara Surabaya dan mengikuti informasi yang diunggah di Facebook e100.

Keluarga Pak Yo segera datang ke Balai RW Lebak Agung, Surabaya. Di lokasi itu, Catur bersama warga setempat menemani Pak Yo sembari menunggu keluarganya tiba. Hari itu, Sabtu 11 Mei malam, sekitar pukul 20.34 WIB, Pak Yo akhirnya berjumpa kembali dengan keluarganya.

Fatma, anak Pak Yo yang lain mengatakan, bapaknya hilang sejak Sabtu pagi. Dia mengakui, pagi itu memang tidak ada anggota keluarga yang menjaganya karena sebagian besar sedang bekerja.

Saat Pak Yo keluar dari rumahnya di bilangan Jalan Karang Gayam Wetan, Surabaya, sebenarnya tetangga sekitar sempat menanyai pria itu hendak pergi ke mana? Saat itu Pak Yo mengaku ingin jalan-jalan. Mungkin setelah itu, kakek itu tersesat tidak tahu jalan pulang.

Hal yang sama juga dialami Herman Arliyanto warga Manyar Jaya, Sukolilo, Surabaya beberapa bulan sebelumnya. Selasa sore, 29 januari 2019 sekitar pukul 17.00 WIB, Anggriani Kusuma menelepon Radio Suara Surabaya, melaporkan bahwa suaminya hilang sejak pagi. Herman keluar rumah naik sepeda motor sejak pukul 09.00 WIB untuk membeli bensin ke Semolowaru. Tetapi sampai sore, pria itu tidak kunjung pulang.

Herman saat ditemukan di Dusun Kedungsumur, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Foto: Vera Lili via Facebook E100

Anggriani mengatakan, suaminya yang sudah lama menderita demensia karena faktor usia itu meninggalkan rumah tanpa membawa handphone. Berbeda dengan Pak Yo, Herman membawa dompet yang di dalamnya terdapat identitas diri. Istri Herman itu mengaku sudah mencari suaminya ke beberapa rumah sakit dan beberapa lokasi yang mungkin didatangi Herman tapi belum berhasil menemukannya.

Hari itu juga, sekitar pukul 20.00 WIB, Herman ditemukan oleh salah seorang warga di Mojokerto. Anang, salah seorang Netter Facebook e100, mengunggah informasi di laman resmi media sosial Suara Surabaya itu bahwa Herman sudah ada di rumahnya, di Dusun Kedungsumur, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

Istri Anang yang mengenali Herman dari foto yang diunggah admin Facebook e100 beberapa jam sebelumnya. Saat itu, Anang menolong Herman yang terluka pada bagian kakinya setelah mengalami kecelakaan. Herman terjatuh bersama sepeda motornya setelah diserempet kendaraan lain di Mojokerto. Anang lantas menginformasikan hal ini beserta foto terbaru Herman.

Herman pun pada akhirnya bertemu kembali dengan Anggriani, istrinya. Semenjak kejadian itu, Anggriani tidak lagi mengizinkan suaminya keluar rumah sendirian meski sudah meminum obat demensia yang didapatkan dari dokter saraf.

“Saat hilang itu, Bapak mengaku bingung mana arah pulang, sehingga dia jalan terus, tidak tahu ada di mana. Sekarang Bapak tidak boleh keluar sendiri. Kalau keluar pasti sama saya. Saat Bapak di rumah, rumah saya kunci. Sepeda motornya saya jual agar Bapak tidak bisa pergi jauh sendirian. Selain itu kakinya juga sakit, jadi tidak bisa jalan jauh,” katanya kepada suarasurabaya.net, Minggu (7/7/2019).(iss/den)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs