Pertumbuhan bisnis perhotelan di Jawa Timur pada triwulan IV 2015 diprediksi akan menjadi lebih baik dibandingkan triwulan III 2015. Sholeh Ketua Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Timur mengatakan pertumbuhan dunia perhotelan Jatim di triwulan IV 2015 akan tumbuh 3-4 persen.
“Di triwulan III perhotelan Jatim tumbuh 53 persen, di triwulan IV bisa sampai 3 atau 4 persen. Prediksi saya di November ini akan mulai meningkat tajam, sebab ada proses teknis seperti lelang. Selain itu, di akhir tahun kan ada momen liburan anak-anak sekolah dan ada Natal juga,” ujar dia kepada suarasurabaya.net, Jumat (6/11/2015).
Sementara itu, kata Sholeh, dampak paket-paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih belum dirasakan oleh dunia perhotelan. Sebab, dampak kebijakan paket tersebut bagi dunia perhotelan sifatnya jangka panjang.
“Seperti memberikan kebijakan free visa terhadap beberapa negara lain itu dampaknya tidak dalam jangka pendek. Kan wisman (wisatawan mancanegara) itu kalau ingin berlibur ke Indonesia pasti persiapannya panjang, ada yang 3 bulan, bahkan ada juga yang sampai 1 tahun,” katanya.
Di Jawa Timur sendiri, sholeh berharap dunia pariwisata benar-benar digarap secara serius oleh pemerintah provinsi. Sebab, dunia pariwisata memang terkoneksi secara langsung dengan dunia perhotelan.
“Yang paling penting infrastruktur, akses masuk ke daerah-daerah pariwisata. Pengelolaan dan promosinya juga harus ditingkatkan. Contoh Bali, mulai dari infrastruktur dan pengelolaan mereka membuat wisatawan menjadi nyaman,” ujarnya.
Sebagai informasi, hingga kini presentase turis domestik dan mancanegara yang masuk ke Jawa Timur memang begitu timpang. “Data terakhir, turis domestik 27 juta, kalau turis mancanegara 400.000 yang masuk ke Jawa Timur,” kata Sholeh.(dop/ipg)